Sukses

Harga Daging Ayam dan Sapi Stabil Usai Idul Adha

Untuk daging sapi, harga juga tak berubah dari sebelum Idul Adha.

Liputan6.com, Jakarta Usai momen Hari Raya Idul Adha, harga daging ayam dan sapi terpantau stabil. Tidak ada kenaikan harga jual seperti yang sempat diperkirakan.

Liputan6.com menemui beberapa pedagang daging ayam dan sapi di Pasar Palmerah, Jakarta Selatan Senin (27/8/2018). Salah satunya Sofia (55) yang menyebut harga dagangannya tidak mengalami perubahan.

Diungkapkannya, harga daging ayam tidak berubah dari minggu lalu sebelum Idul Adha. "Masih sama. Harga masih stabil," jelasnya.

Di tempatnya, daging ayam dan dada dibanderol seharga Rp 55 ribu per kilogram (kg), paha Rp 40 per kg, sementara ceker Rp 24 ribu per kg.

Pedagang lain, Wiji (48), menyatakan hal serupa, bahwa harga ayam tidak naik setelah Idul Fitri. Ia menjual ayam di kisaran Rp 40 ribu per kg sampai Rp 45 ribu. "Masih sama harganya," ucapnya.

Untuk daging sapi, harga juga tak berubah dari sebelum Idul Adha. Harga pun masih Rp 120 ribu per kg, tidak berbeda dari setelah Lebaran.

"Harganya sama. Daging 120 ribu, biasanya naik (setelah Idul Adha) tapi sekarang tetap sama harganya," ungkap Ade (30). Ia menjual daging seharga Rp 120 ribu, dan paru seharga Rp 70 ribu per kg.

Senada dengan Ade, penjual lain, Pakde (58) menyebut harga tetap stabil selepas Idul Adha. "Harga stabil," ucap Pakde, meski ia menyebut penjualan sedang sedikit turun.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Strategi Pemerintah dan BI Kendalikan Inflasi Pangan

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengaku telah memiliki sejumlah langkah dalam mengendalikan inflasi agar berada di level 3,5 persen.  Salah satunya adalah dengan mengendalikan volatile food atau inflasi harga pangan.

"Langkah pendeknya adalah melakukan volatile food atau inflasi harga pangan dengan menjaga posisi cadangan beras juga maupun pasokan komoditas pangan, daging, ayam ras maupun telur dan lain lain termasuk kerja sama antar daerah," kata Perry saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (24/8/2018).

Perry menambahkan, untuk langkah panjangnya Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) juga telah fokuskan kepada 4K.

Hal itu antara lain melalui keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, maupun koordinsi dan komunikasi yang efektif. 

"Itu adalah langkah-lngkah jangka panjangnya seperti itu. Dengan fokus sesuai arahan Pak Presiden (Joko Widodo) dengan dua hal penting adalah untuk memastikan ketersediaan pasokan, melalui optimalisasi sarana produksi pertanian maupun infrastruktur pasca panen maupun lain-lain, itu fokus dilakukan termasuk perdagangan antar daerah dan juga. Dan menjadi program TPIP dan TPID," ujar Perry.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pun menyebut akan terus  mengendalikan inflasi pangan.

"Pasti kita akan kendalikan volatile food. Itu pasti. Jadi kita akan siapkan mencadangkan dan mempersiapkan untuk melakukan berbagai langkah oprasi pasar apabila diperlukan," kata Enggartiasto.

"Apabila tidak diperlukan kita berjalan saja tetapi begitu kondisinya mengharuskan berbagai langkah untuk oprasi dan penetrasi pasar maka kami siapkan," tambah dia.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini