Sukses

Beli Rumah Subsidi, Asuransi Apa Saja yang Didapat?

Hingga 20 Agustus 2018, tercatat rumah subsidi yang sudah disalurkan mencapai 582.638 unit rumah.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus menyalurkan rumah subsidi kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) melalui Program Sejuta Rumah. Hingga 20 Agustus 2018, tercatat rumah subsidi yang sudah disalurkan mencapai 582.638 unit rumah.

Lalu, apa bentuk asuransi yang MBR dapatkan bila membeli rumah subsidi ini?

Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR Lana Winayanti menyampaikan, program tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah saja, namun juga ada sedikit porsi bagi golongan masyarakat non-MBR.

"Yang non-MBR itu kan porsi yang dibangun. Nah mereka kan ambil KPR (Kredit Pemilikan Rumah) yang komersial, yang akan lebih terpengaruh dengan kebijakan Bank Indonesia dan OJK. Kalau subsidi itu benar-benar rumah yang dibangun pengembang yang harganya sesuai dengan harga subsidi," jelasnya di Jakarta, Kamis (23/8/2018).

"Di UU (Undang-Undang) urusannya MBR itu pemerintah. Kalau yang non-MBR tidak diurus, hanya dicatat saja bahwa itu termasuk dalam Program Sejuta Rumah," tambah dia.

Kementerian PUPR mencatat, hingga 20 Agustus 2018, MBR mendapat porsi 68 persen dalam program tersebut, sementara non-MBR sebesar 32 persen.

Sedangkan dalam rentang antara 2015-2017, porsi non-MBR terpantau terus mengecil. Adapun perbandingannya, yakni 65 persen MBR dan 35 persen non-MBR pada 2015, 71:29 pada 2016, dan 75:25 pada 2017.

Lana melanjutkan, MBR yang hendak membeli rumah subsidi akan mendapat tanggungan asuransi dalam beberapa hal, seperti jika terjadi kebakaran, asuransi jiwa, hingga default untuk kreditnya.

"Misalnya, mereka diberhentikan kerja dan tidak bisa membayar, itu ter-cover. Tapi kalau misalnya ada bencana, itu belum disebutkan asuransinya. Ini yang sedang kita bahas, bagaimana kalau terjadi sebuah bencana," terang dia.

Sebagai rujukan, dia mengatakan telah belajar dari dampak kasus gempa yang terjadi di Lombok.

"Kita tidak bisa menutup kemungkinan bahwa bisa terjadi bencana di lokasi-lokasi lain, karena Indonesia juga terletak di ring of fire. Jadi mungkin saja di lokasi lain juga bisa terkena," tandasnya.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ada Program Sejuta Rumah, Ditargetkan 610 Ribu Unit Terbangun pada Agustus

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) melalui Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan mengumumkan, hingga 20 Agustus 2018 kemajuan Program Sejuta Rumah tercatat mencapai 582.638 unit rumah.

Jumlah tersebut naik sekitar 60 ribu unit rumah subsidi dari 31 Juli 2018, yakni sebanyak 520.034 unit rumah.

Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, Khalawi Abdul Hamid menargetkan, pihaknya bisa menyalurkan sekitar 30 ribu unit rumah lagi hingga penghujung Agustus.

"Dan ini memang targetnya 1 bulan antara 100 ribu sampai 125 ribu (unit rumah baru terbangun). Masih 10 hari lagi, bisa sampai 610 ribu di akhir Agustus. Saya akan coba tambah 30 ribu lagi sampai akhir bulan," ujar dia di Gedung Kementerian PUPR, Jakarta, Kamis (23/8/2018).

Dia pun tetap antusias, dapat mencapai target 95 persen membangun sebanyak 1,2 juta unit sesuai yang dicanangkan Program Sejuta Rumah. "Saya masih optimis, masih punya waktu 4,5 bulan lagi," kata dia.

Menurut data Kementerian PUPR, 68 persen dari total unit rumah yang disediakan dalam program tersebut diperuntukkan khusus bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Sementara 32 persen sisa adalah untuk non-MBR.

Selain itu, tercatat pula capaian kinerja Perusahaan Sejuta Rumah sejak 2015-2017 terus mengalami peningkatan. Pada akhir 2015, sebanyak 699.770 unit rumah berhasil disalurkan.

Penyaluran rumah subsidi naik menjadi 805.169 unit pada akhir 2016, dan terus meningkat hingga mencapai 904.750 unit pada penghujung 2017. 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.