Sukses

Cerita Kepala Bappenas Ragukan Singapura jadi Penyumbang Investasi Terbesar RI

Data terperinci dapat memberikan penjelasan terkait investasi mana yang memang benar-benar berasal dari satu negara.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menegaskan data yang akurat dan terperinci terkait kondisi investasi, khususnya foreign direct investment (FDI) di Indonesia sangat penting. Data yang terperinci akan memberikan gambaran lebih baik mengenai besaran investasi asing di Indonesia.

Bambang mengaku sempat 'bertanya-tanya' ketika melihat bahwa negara yang paling besar FDI-nya di Indonesia serta konsisten di tiga besar adalah Singapura.

"Melihat asal negara yang FDI (Foreign Direct Investment) paling besar. Sekarang nomor tiga China, nomor duanya Jepang. Kalau nomor dua dan nomor tiga saya masih sangat normal. Yang puzzling nomor satu, Singapura," kata dia di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta, Kamis (23/8/2018).

"Singapura jumlah FDI di Indonesia besar, konsisten di top three. Pertanyaannya memang Singapura sedemikian hebat," lanjut dia.

Menurut dia, tentu pertanyaan-pertanyaan semacam itu harus bisa dijelaskan dengan data yang terperinci sehingga Pemerintah mendapatkan gambaran jelas dari investasi negara lain di Indonesia.

Data terperinci dapat memberikan penjelasan terkait investasi mana yang memang benar-benar berasal dari negara tersebut, dan mana yang sesungguhnya berasal dari negara lain yang menggunakan Singapura sebagai perantara saja.

"Ternyata kalau kita dalami lagi Singapura itu lebih banyak sebagai nomine-nya (pihak ketiga). Dari perusahaan negara lain. Rusia kalau lihat investasi langsung ke Indonesia, kecil sekali. Tapi sebenarnya the real investasi lebih besar dari seharusnya tapi ternyata mereka menggunakan nama perusahaan yang basisnya di di Singapura," ujarnya.

"Menurut saya harusnya dipilah lagi mana yang Singapura-Singapura, mana yang Singapura-Negara lain," kata dia.

Karena itu dia berharap BKPM dalam kerja sama dengan Badan Pusat Statistik untuk menyusun data investasi yang lebih rinci. Data ini sangat penting bagi Pemerintah dalam menentukan strategi investasi.

"Saya harap BKPM yang nanti kerja sama dengan BPS bisa memberikan informasi lebih banyak," tandasnya.

Reporter: Wilfridus Setu Umbu

Sumber: Merdeka.com

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

BPS Gandeng Kementerian dan Lembaga Lengkapi Data Investasi

Badan Pusat Statistik (BPS) menggelar sosialisasi dan penguatan komitmen bersama kementerian dan lembaga dalam penyusunan data Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi fisik yang lebih terperinci.

Komitmen bersama ini mendorong kementerian dan lembaga untuk memberikan data investasi yang dipegangnya kepada BPS, untuk kemudian diolah lebih lanjut.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto mengatakan, selama ini data investasi fisik di Indonesia masih mencakup poin yang terlalu umum.

"Dengan ini bisa membreak down lebih detail (investasi fisik). Misalnya kemarin (pertumbuhan) investasi fisik 5,87 persen. Bisa dilihat bangunannya berapa. Mesin dan perlengkapan kemarin bagus 22 persen," ujar dia saat ditemui dalam acara "Sosialisasi dan Komitmen Bersama Kementerian Lembaga," di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta, Kamis (23/8/2018).

"Tapi kalau ditanya mesin dan perlengkapan itu apa saja? Itu enggak punya (datanya) kita," lanjut dia.

Padahal menurut dia, untuk mendapatkan gambaran lebih lengkap mengenai kondisi investasi Indonesia sangat dibutuhkan data yang betul-betul terperinci.

"Jadi bisa dilihat oleh Pemerintah sekian persen, oleh rumah tangga sekian persen, oleh private company sekian persen," kata dia.

Data investasi yang terperinci tersebut akan sangat membantu pemerintah dalam membuat kebijakan yang lebih tepat sasaran. 

"Dari sana kita bisa lihat sektor mana yang harus disentuh. Misalnya bangunan terlalu banyak real estate, itu enggak bagus juga. Kalau bangunan jalan, sanitasi dasar, pasti lebih bagus," kata dia.

Suhariyanto mengaku, pihaknya tidak menetapkan batas waktu tertentu sebagai target penyelesaian data investasi tersebut. Data akan diluncurkan oleh pihaknya sesuai dengan sektor mana yang lebih siap dan lengkap.

"Kita akan keluarkan bertahap. Mana yang sudah siap dulu. Bangunan misalnya, katanya sudah bagus. Kita keluarkan itu," kata dia.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini