Sukses

Kementerian PUPR Ajak Kadin Bantu Bangun Rumah di Lombok

Pembangunan Rumah Instan Sederhana Sehat terhitung memakan waktu singkat, yakni hanya sekitar satu pekan.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam rencana membangun Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha) sebagai unit hunian tahan gempa di Lombok, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) turut mengajak Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) untuk bantu menyiapkan kebutuhan bahan konstruksi.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, dalam mengerjakan proyek Risha yang akan dimulai pada awal September 2018 mendatang, pemerintah turut menggaet sejumlah mahasiswa teknik untuk dilatih menjadi tenaga tambahan.

"Hari Senin kemarin kita mengumpulkan mahasiswa teknik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk dididik. Sekarang ini sudah ada 150 orang pendamping yang sudah dilatih," ungkap dia di Jakarta, Kamis (23/8/2018).

Setelah melatih tenaga bantuan tambahan itu, ia menyatakan, Kementerian PUPR juga berkoordinasi dengan Kadin perwakilan Nusa Tenggara Barat (NTB). "Tujuannya apa? Kadin harus bisa membangun kios-kios di setiap kecamatan. Kios semen, baja, genteng, toko bangunan, karena sekarang di sana enggak ada itu," sambungnya.

Dia menambahkan, agar pendistribusian bahan konstruksi bisa tiba di tanah Lombok dengan cepat, Kadin diminta menyalurkannya dari Surabaya yang secara jarak tempuh lebih dekat dengan lokasi.

"Karena di Surabaya ada Semen Gresik, ada Pabrik Baja, semua ada di sana. Diutamakan yang dari Surabaya tujuannya tadi, supaya mulai 1 september sudah mulai bekerja. Itu untuk rumah (Risha) dengan target 6 bulan," urainya.

Pembangunan Rumah Instan Sederhana Sehat ini, lanjutnya, juga terhitung memakan waktu singkat, yakni hanya sekitar satu pekan.

"Risha itu seminggu selesai. Dengan Risha, kita sudah bawa cetakan-cetakan, jadi nanti bisa membikin sendiri, bisa beli komponen yang sudah jadi. Kolom-kolom nya itu bisa dijual juga, itu untuk rumah," pungkas dia.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kementerian PUPR Siapkan Rumah Tahan Gempa di Lombok

Gempa bumi atau gempa Lombok belum berhenti mengguncang bumi Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga awal pekan ini.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, hingga Senin (20/8/2018) pukul 11.00 WITA, telah terjadi 101 gempa susulan pasca-gempa 7.0 SR yang menerpa Lombok pada Minggu, 19 Agustus 2018.

Menindaklanjuti hal ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah mempersiapkan infrastruktur tahan gempa yang diperuntukkan bagi berbagai unit bangunan, mulai dari perumahan, sekolah, rumah sakit, hingga rumah ibadah. 

"Rumah sakit, sekolah, dan fasilitas umum pasti konstruksinya dibuat tahan gempa. Dalam hal ini ada ratusan sekolah, puskesmas, puluhan masjid besar," ujar Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Danis H Sumadilaga di Jakarta, Senin pekan ini.

"Ini butuh proses, saya perkirakan bisa selesai dua tahun. Kalau yang rumah masyarakat mudah-mudahan segera dalam waktu satu tahun," tambah dia.

Untuk rumah masyarakat, Kementerian PUPR telah mempersiapkan Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha) sebagai tempat hunian tahan gempa, yang secara konstruksi lebih menghemat biaya dan waktu.

Menurut data terakhir yang dimilikinya, Danis menyebutkan, ada sekitar 36 ribu unit rumah di Lombok yang terbilang rusak berat akibat gempa Lombok.

Namun begitu, terdapat dua unit rumah contoh teknologi Risha di Lombok Utara yang hingga kini kondisinya masih utuh, yakni Balai Dusun Akar-Akar Utara dan Sekolah Adat Bayan.

Adapun bila teknologi ini diterapkan untuk membangun satu unit rumah sederhana tahan gempa tipe 36, dia menghitung, itu akan menghabiskan dana sekitar 50 juta.

"Dibutuhkan biaya sekitar Rp 1,5 juta per meter persegi untuk membangun satu Risha. Jadi kalau tipe 36 kalikan saja, bisa sekitar Rp 50 juta," tutur dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.