Sukses

Target Pertumbuhan Ekonomi 5,3 Persen di 2019 Sangat Realistis

Asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen dinilai sebagai target yang moderat.

Liputan6.com, Jakarta - Asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen di tahun depan dinilai cukup realistis dan moderat. Hal ini mengingat ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian dan kondisi di dalam negeri dengan adanya Pemilihan Presiden (Pilpres).

Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri (KEIN) Arif Budimanta mengatakan, dinamika ekonomi global memang diperkirakan masih akan berlanjut di tahun depan. Selain itu, konsumsi rumah tangga di dalam negeri juga dinilai belum mampu meningkat signifikan dibandingkan tahun ini.

"Memang ada persoalan dinamika global yang harus kita antisipasi sehingga asumsi yang dikembangkan adalah asumsi yang moderat, dengan melihat kemampuan produksi dan konsumsi yang ada di dalam negeri," ujar dia dalam Workshop Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Peningkatan Akses terhadap Bundling Layanan Keuangan dan Nonkeuangan di Jakarta, Senin (20/8/2018).

Sementara dari sisi ekspor, lanjut dia, diperkirakan tidak akan bisa meningkat tajam di tahun depan. Hal ini juga tentunya akan memberikan pengaruh pada pertumbuhan ekonomi.

"Kalau kita lihat hal lain memang ada kecenderungan demand untuk beberapa komoditas yg berbasis ekspor di Indonesia turun, seperti sawit yang harganya juga turun. Sekarang demand dari luar juga lagi bertempur habis-habisan karena ada perang dagang, jadi ada suasana ketidakpastian yang harus kita respon betul. Itu juga berpengaruh pada proyeksi kita terhadap pertumbuhan ekonomi," jelas dia.

Oleh sebab itu, lanjut Arif, asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen dinilai sebagai target yang moderat. Meski sebenarnya ekonomi Indonesia mempunyai peluang untuk tumbuh lebih tinggi dari angka tersebut.

"Tapi saya yakin apabila pemerintah membangun sinergi dengan dunia usaha, investasi tidak direm karena memasuki tahun politik dan semua berjalan normal, saya yakin kita mampu tumbuh lebih dari 5,3 persen di 2019. Tapi sebagai asumsi dasar dalam penyusunan apbn, angka 5,3 persen itu moderat," tandas dia.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Postur RAPBN 2019, Ini Rinciannya

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menjabarkan postur Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) untuk tahun 2019. Pemerintah masih cukup optimistis meskipun kondisi ekonomi global sedang bergejolak.

Salah satunya mengenai pertumbuhan ekonomi. Pemerintah akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,3 persen. Sedangkan pada kuartal II 2018 kemarin, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat 5,27 persen. 

Jokowi menjelaskan, target pertumbuhan tersebut akan diarahkan semakin adil dan merata, dengan mendorong makin cepat pertumbuhan di kawasan timur Indonesia, kawasan perbatasan, dan daerah-daerah lain yang masih tertinggal.

“Pemerintah juga akan memperkuat usaha ultra mikro, usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi,” jelas dia saat menyampaikan keterangan pemerintah atas Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2019 beserta Nota Keuangan di depan Rapat Paripurna DPR RI, Kamis (16/8/2018).

Pemerintah juga akan menekan ketimpangan antardaerah serta memperkecil kesenjangan antarkelompok pendapatan, memperkuat ekonomi desa dan mengurangi kemiskinan secara lebih fokus dan lebih cepat.

Lengkapnya, berikut ini rangkuman Postur RAPBN 2019:

Pertumbuhan ekonomi : 5,3 Persen (Tahun lalu 5,4 persen)

Inflasi : 3,5 persen plus/minus 1 persen (Tahun lalu 3,5 persen)

Nilai tukar rupiah : 14.400 per dolar AS (Tahun lalu 13.500 per dolar AS)

Suku Bunga SPN 3 Bulan : Rata-Rata 5,3 persen (Tahun lalu 5,3 persen)

Harga Minyak Mentah Indonesia: USD 70 per barel (Tahun lalu USD 48 per barel)

Lifting minyak bumi : 750 ribu barel per hari (Tahun lalu 800 ribu ribu barel per hari)

Lifting gas bumi : 1.250 ribu mmcfd (Tahun lalu 1.200 ribu mmcfd)

Belanja negara : Rp 2.439,7 triliun (Tahun lalu Rp 2.204 triliun)

Pendapatan Negara dan Hibah : Rp 2.142,5 triliun (Tahun Lalu Rp 1.878 triliun)

Penerimaan perpajakan : Rp 1.781 triliun (Tahun lalu Rp 1.609 triliun)

Defisit APBN : 1,84 persen. (Tahun Lalu 2,19 persen).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.