Sukses

Usai Gempa Lombok, Ekonomi NTB Diprediksi Terkontraksi

Prediksi ini keluar dengan melihat data pertumbuhan ekonomi di daerah yang lebih dulu terdampak gempa selama ini, seperti Yogyakarta dan Padang, meskipun belum tentu akan sama.

Liputan6.com, Jakarta Selain menimbulkan korban jiwa, kehilangan, kesedihan, dan rasa cemas di tengah masyarakat, Gempa Lombok di Nusa Tenggara Barat (NTB) juga membuat perekonomian di wilayah ini sempat lumpuh.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB, Achris Sarwani mengatakan pasca gempa pertumbuhan ekonomi Lombok pasti akan mengalami kontraksi. Alhasil pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2018 sebesar 7,11 persen tidak akan berlanjut bahkan diperkirakan minus.

Achris mengatakan prediksi ini keluar dengan melihat data pertumbuhan ekonomi di daerah yang lebih dulu terdampak gempa selama ini, seperti Yogyakarta dan Padang, meskipun belum tentu akan sama.

"Kalau lihat pengalaman Yogya dan Padang. Memang kalau faktanya sangat menderita. Pertumbuhan ekonomi mereka itu negatif. Kontraksi minus 8 sampai 10 persen. Kami realistis pasti kontraksi sampai akhir 2018," ungkapnya saat ditemui di Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTB, seperti ditulis Jumat (17/8/2018).

Dia pun belum bisa menyampaikan prediksi pertumbuhan ekonomi Lombok ke depan. Sebab, prediksi tersebut harus melalui kajian yang lebih teliti dan melibatkan stakeholder terkait.

Masih berdasarkan kejadian Yogyakarta dan Padang, menurut dia, paska gempa waktu yang dibutuhkan untuk membuat ekonomi pulih pun cukup panjang. "Mereka (Yogyakarta dan Padang) waktu itu untuk recovery itu 1 tahun. Di sini kalau dengan base line itu ya seperti itu," jelasnya.

Meskipun demikian, dia mengaku optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Lombok tidak akan jatuh terlalu dalam. Sebab masih ada wilayah yang dapat dijadikan pendorong aktivitas perekonomian yakni Lombok bagian selatan. Wilayah tersebut tidak terdampak signifikan oleh gempa.

"Kita kan punya yang masih bagus. Daerah Selatan memang merasakan gempa juga tapi tidak rusak. Kita berharap tidak selama yang di Yogya dan Padang. Jangan sedalam Yogya dan Padang minus 8 sampai 10 persen. Karena kita punya tempat yang masih bagus. Dan kalau kita percepat mesin ekonominya, bisa meng-cover," imbuhnya.

Sementara dari sisi kinerja inflasi, menurut Achris masih bisa terjaga stabil. Sebab stok barang, terutama bahan pangan masih cukup. Tinggal para pelaku usaha perlu didorong untuk kembali memulai aktivitas bisnisnya.

"Kalau inflasi rasanya masih bisa terjaga. Kalau terkait pasokan bahan makanan. Itu masih cukup karena di sini penghasil ya," tegas dia.

 

Reporter: Wilfridus Setu Umbu

Sumber: Merdeka.com

 

* Update Terkini Asian Games 2018. Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cerita Bos BI NTB Pastikan Ketersediaan Uang paska Gempa di Lombok

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB, Achris Sarwani mengatakan salah satu hal penting yang dijaga bank sentral paska gempa Lombok di Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah peredaran uang di masyarakat.

Menurut dia meskipun bank tutup karena gempa, peredaran uang harus tetap berjalan, terutama di mesin-mesin ATM yang tersebar.

"Peredaran uang di masyarakat strateginya adalah jaga uang di ATM itu cukup. Jadi kita tetap komunikasi sama bank, tolong jangan sampai ATM kosong. Itu bisa menurunkan kepercayaan masyarakat kepada perbankan," ujar dia saat ditemui di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, seperti dikutip Jumat (17/8/2018).

Karena itu, komunikasi intensif dengan pihak perbankan terus dilakukan. Sehingga jika ketersediaan uang tunai di ATM mulai menipis, maka akan segera ditambah.

"Kita komunikasikan dengan perbankan, tolong kalau ada yang butuh, cepat sampaikan. Kita tidak mau ada kesan uang itu tidak ada. Jadi masyarakat ketika ambil melalui ATM, meskipun bank tutup, ada uang. Pastikan ada uang dan kami akan suplai," katanya.

Dia mengisahkan gangguan pada peredaran uang tunai dapat diatasi dengan relatif cepat. Pihaknya dan perbankan juga aktif memberikan informasi kepada masyarakat terkait pelayanan di kantor-kantor cabang perbankan yang masih dapat beroperasi.

"Hanya di awal, tanggal 5 Agustus kena gempa, 8 Agustus sudah mulai normal. Kena lagi 9. Teman-teman bank juga info, Pak hari ini kami tidak buka. Atau Pak kami buka hanya di sini, jadi layanan dari kantor yang tutup itu dipindahkan ke kantor cabang yang lain yang masih bisa beroperasi. Kami kontrol terus," ujar Achris.

Reporter: Wilfridus Setu Umbu

Sumber: Merdeka.com

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.