Sukses

Pertumbuhan Ekonomi 2019 Bakal Didorong Konsumsi dan Investasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada 2019 akan tumbuh sebesar 5,3 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada 2019 akan tumbuh sebesar 5,3 persen. Pertumbuhan ekonomi ini sebagian besar masih akan disumbang oleh pertumbuhan konsumsi dan investasi.

"Konsumsi kita prediksi masih akan tumbuh dikisaran 5 persen. Dan menyumbang 56 persen dari total GDP," ujar Sri Mulyani di Gedung JCC, Jakarta, Rabu (16/8/2018).

Pertumbuhan konsumsi sebesar 5 persen didukung oleh perbaikan pendapatan dan inflasi yang rendah yaitu sekitar 3,5 persen. Sementara itu konsumsi pemerintah masih akan tumbuh di 3,0 persen disertai dengan efisiensi.

Sementara itu, investasi akan tumbuh sekitar 7 persen sejalan dengan perbaikan daya saing dan persepsi investor. "Peran swasta harus tetap didorong untuk meningkatkan kinerja investasi," jelas Sri Mulyani.

Di tahun 2019, pemerintah juga akan melakukan penguatan dan pendalaman pasar keuangan seperti pengayaan alternatif sumber dan modal pendanaan investasi.

Faktor pendukung pertumbuhan ekonomi lainnya seperti ekspor dan impor diprediksi akan tumbuh masing masing 6,6 persen dan 7,4 persen.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Strategi Jokowi untuk Genjot Ekonomi RI Tumbuh 5,3 Persen

Presiden Joko Widodo (Jokowi)  mengatakan jika pemerintah akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional berada pada kisaran 5,3 persen. Salah satunya dengan mempercepat pertumbuhan di kawasan timur Indonesia, perbatasan, dan daerah-daerah lain yang masih tertinggal.

Langkah lain melalui penguatan usaha ultramikro, usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi. Kemudian menekan ketimpangan antardaerah serta memperkecil kesenjangan antarkelompok pendapatan, memperkuat ekonomi desa dan mengurangi kemiskinan secara lebih fokus dan lebih cepat. 

"Dari sisi sektoral, sektor-sektor ekonomi yangmempunyai nilai tambah tinggi dan menciptakan kesempatan kerja perlu didorong lebih maju," kata Jokowi saat menyampaikan keterangan pemerintah atas Rancangan Undang-Undang tentang RAPBN 2019 serta nota keuangan pada rapat Paripurna DPR di Jakarta, Kamis (16/8/2018).

Jokowi juga mengaku akan mendorong peran sektor swasta  agar makin berperan sehingga mampu menciptakan pemerataan kesejahteraan masyarakat.

"Dengan semakin berkembangnya kelas menengah, maka pasar domestik menjadi lebih kokoh. Untuk itu, penguatan industri pengolahan yang mampu menciptakan nilai tambah perlu didorong dan dikembangkan dengan memperkuat industri hulu hingga hilir," kata Jokowi.

Kemudian iklim investasi juga diperbaiki agar efisien dan terukur, melalui deregulasi, debirokratisasi, dan simplifikasi. Hal ini dikatakan penting untuk mendorong berkembangnya industri.

"Khususnya industri skala kecil dan menengah di bidang manufaktur, konstruksi, serta industri jasa, termasuk industri berbasis digital yang sangat bertumpu pada kualitas sumber daya manusia yang produktif dan inovatif," tutur dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.