Sukses

Targetkan Nilai Perdagangan USD 50 Miliar, RI-AS Susun Peta Jalan

Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat (AS) sepakat untuk meningkatkan nilai perdagangan kedua negara hingga mencapai USD 50 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat (AS) sepakat untuk meningkatkan nilai perdagangan kedua negara hingga mencapai USD 50 miliar. Saat ini nilai perdagangan kedua negara baru sekitar USD 28 miliar.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, untuk mencapai target tersebut, Indonesia dan AS akan menyusun peta jalan (road map) di sektor perdagangan.

"Segera kita susun road map. Lagi baru kita nyusun. Sesegera mungkin. (Nilai perdagangan) Dari USD 28 miliar ke USD 50 miliar," ujar dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (5/8/2018).

Menurut dia, banyak produk-produk akan masuk kerja sama perdagangan antara Indonesia dan AS. Oleh sebab itu, dibutuhkan road map agar perdagangan produk-produk tersebut bisa dimaksimalkan.

"(Produknya?) Semua, banyak sekali. M‎aka dari itu harus susun road map, road map itu termasuk list of products. ‎Kemudian bagaimana mencapai itu," kata dia.

Enggartiasto menyatakan lonjakan nilai perdagangan tersebut ditargetkan dapat tercapai dalam 2-3 tahun mendatang. Namun hal tersebut tergantung pada proses penyusunan peta jalan ini.

"As soon as possible. (Dalam ‎2-3 tahun?) ‎Harus dicapai. ‎Ya 2-3 tahun lah tapi kita harus menyusun dengan hati-hati. ‎Sesegera mungkin karena dua-dua juga sepakat. USD ‎28 billion is too small," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jokowi Ingin RI Tetap Dapat Kebebasan Bea Masuk

Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan kehormatan delegasi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo di Istana Merdeka, pada Minggu pagi ini.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengungkapkan, kunjungan tersebut membahas sejumlah hal, salah satunya hubungan bilateral yang telah terjalin selama ini antara Indonesia dengan AS.

"Dalam pertemuan tadi membahas beberapa isu. Pertama, komitmen AS terutama Indonesia dalam rangka strategic partnership sejak 2015. Ini dibangun berdasarkan strategic partnership dan Presiden mengatakan strategic partnership yang dibangun tidak hanya bermanfaat bagi kedua negara, tapi juga dunia," ujar dia di Jakarta, Minggu (5/8/2018). 

Pertemuan tersebut juga membahas soal kerjasama kedua negara dalam bidang ekonomi. Bagi Indonesia maupun AS, lanjut Retno, berkomitmen untuk terus meningkatkan kerjasama di sektor perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak. ‎

"Presiden mengatakan kalau dilihat dari jenis barang yang kita perdagangkan, sifatnya tidak saling berkompetisi satu sama lain. Oleh karena itu lebih mudah bagi kita meningkatkan kerja sama perdagangan," ungkap dia.

Menurut dia, salah satu hal yang disoroti oleh Presiden Jokowi yaitu soal langkah pemerintah AS yang mengevaluasi fasilitas keringanan bea masuk bagi negara-negara berkembang, seperti Indonesia, atau yang disebut dengan Generalized System ‎of Preferences (GSP).

"Presiden menyampaikan, harapan Indonesia tentunya fasilitas GSP tetap akan diberikan ke Indonesia. Kalau kita lihat dari barang yang ada di GSP, 53 persen adalah terkait dengan produk yang diekspor AS, terkait proses produksi yang diperlukan," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.