Sukses

Kisah JK Rowling dari Melarat Sampai Jadi Miliarder

Meski sudah kaya raya, J.K. Rowling belum lupa ketika dulu ia masih melarat.

Liputan6.com, Jakarta - Penulis Joanne Kathleen Rowling (J.K. Rowling) baru saja merayakan hari ulang tahun ke-53 pada 31 Juli 2018.

Ulang tahun wanita ini sama dengan hari kelahiran karakter Harry Potter, tokoh utama dari buku yang ditulis Rowling dan membawanya pada pintu kesuksesan.

Tak hanya menjadi best seller, kesuksesan buku Harry Potter berlanjut hingga ke film. Semua itu kemudian membawa Rowling menyandang status miliarder.

Rowling juga dikenal sangat dermawan. Sikap dermawan ini karena dia mengingat masa ketika saat melarat.

Saat itu, kondisinya memiliki putri yang masih kecil dan baru bercerai. "Pernikahan yang sangat singkat berakhir, saya pengangguran, orang tua yang sendirian, dan juga semiskin-miskinnya orang miskin di Britania, meski bukan tunawisma," ucap Rowling saat di Harvard, seperti mengutip laman Forbes.

Ia bahkan menyebut dirinya sebagai orang paling gagal. Kondisi ini juga membuat Rowling depresi dan hampir bunuh diri. Sampai-sampai ia bilang bahwa hanya orang bodoh yang meromantisasi kemiskinan.

Kesuksesannya dalam menerbitkan Harry Potter juga tidak mulus. Rowling ditolak sebanyak 12 kali oleh penerbit, sampai akhirnya naskah itu diterima Bloomsbury pada 1997, dan langsung meledak menjadi sensasi sastra anak dan remaja dalam 10 tahun setelahnya.

Menurut perhitungan Forbes, J.K. Rowling memiliki kekayaan sebesar Rp 9,3 triliun (1 USD = Rp 14.421). Kekayaannya pun masih akan terus bertambah dengan adanya seri film Fantastic Beasts yang masih bagian dari dunia Harry Potter.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pentingnya Kegagalan dan Imajinasi

Melihat kegagalannya di masa lalu, Rowling menganggap dirinya berhasil bangkit; di atas kerasnya kegagalan tersebut, ia membangun hidup yang sukses. Rowling pun menginspirasi para anak-anak muda agar berani menghadapi kegagalan.

"Kerasnya permukaan (kegagalan) menjadi fondasi solid di mana saya membangun kehidupan saya. Beberapa kegagalan dalam hidup tidak terhindarkan. Tidak mungkin untuk hidup tanpa gagal pada sesuatu. Kecuali kau hidup begitu berhati-hati, seperti tak pernah hidup sama sekali, dan itu artinya kau sudah gagal dari sananya," ucap Rowling saat berpidato di Universitas Harvard.

Rowling menjelaskan, kegagalan yang dirasakannya memberikan pengetahuan yang sangat bernilai. Itu membuatnya mengenal diri sendiri dan orang-orang di sekitarnya.

"Kamu tak akan mengetahui dirimu sendiri atau kekuatan hubunganmu (dengan orang lain) sampai keduanya diuji oleh kesengsaraan," ujar dia.

Yang tidak kalah penting adalah berkah yang dimiliki manusia berupa imajinasi. Bagi Rowling, imajinasi bukan saja kemampuan manusia yang unik untuk berinovasi dan penemuan. Pentingnya imajinasi adalah kemampuan dalam merasakan apa yang terjadi pada manusia lain.

"Ini adalah kekuatan yang membuat kita dapat berempati dengan orang-orang yang pengalamannya belum pernah kita rasakan," ucapnya.

Rowling meminta agar pendengarnya tidak hanya dekat dengan orang yang punya kekuasaan, melainkan dengan mereka yang tidak berdaya. Meski begitu, ia menyebut manusia tidak butuh sihir, apa alasannya?

"Kita tidak butuh sihir untuk mengubah dunia kita. Kita sudah  membawa kekuatan yang kita butuhkan di dalam kita. Kita punya kekuatan untuk mengimajinasikan hal yang lebih baik," ungkap dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.