Sukses

Pemerintah Ingin Pesantren Jadi Penggerak Ekonomi RI

Program peningkatan produksi jagung bekerja sama dengan Pengurus Besar Nadhatul Ulama (PBNU).

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) terus meningkatkan peran pesantren untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Salah satu lewat program peningkatan produksi jagung bekerja sama dengan Pengurus Besar Nadhatul Ulama (PBNU).

Kali ini, Menteri Pertanian Amran Sulaiman kembali meluncurkan program pemberdayaan ekonomi umat berbasis pondok pesantren menuju lumbung pangan dunia, di Makassar, Sabtu (28/7/2018). 

Pada peluncuran ini, sekaligus dilakukan penandantangan MoU Menteri Pertanian dengan MUI dan Koperasi Mitra Santri Nasional (KMSN). Hadir Ketua MUI, KH. Ma’ruf Amin, Ketua KMSN, KH. Solahudin, Ketua KTNA Nasional, Winarno Tohir dan Ketua MUI se Sulawesi Selatan.

Amran mengatakan, program pemberdayaan ekonomi umat berbasis pesantren ini sebagai wujud dan implementasi arus baru ekonomi indonesia melalui Koperasi dan UMKN.

Lantaran jika umat bisa digerakan semua, Indonesia pasti bisa menguasai dunia, menjadi negara super power. "Kerja sama dengan MUI dan KMSN di era Pemerintahan Jokowi-JK ini pertama dalam sejarah. Polanya langsung action, kita sudah kerjakan lebih awal, diformalkan hari ini. Kita kerja dulu baru MoU, yang jelas yang kita butuhkan adalah hasilnya, rakyat menunggu. Kalau umat bergerak, Indonesia pasti hebat," ungkap Amran dalam keterangan tertulis.

Amran menekankan, Kementan bertekad  terus mengoptimalkan bantuan guna mendorong pertumbuhan ekonomi umat.

Hal ini bisa dicapai melalui kerja sama dengan MUI dan KMSN yang diyakini mampu mendorong kemajuan pembangunan pertanian. Di antara contohnya yang sudah berhasil yakni budidaya jagung di Lampung, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah.

"Ini perintah Bapak Presiden agar bantuan langsung menyentuh rakyat dan berdampak langsung tingkatkan kesejahteraan. Sebab, kalau umat bisa digerakan semua, Indonesia pasti bisa menguasai dunia, menjadi negara super power," tegas dia.

"Kami yakin karena pesantren bisa dipercaya dan konsisten. Kalau kita kasih bantuan 100 ribu ha, yang ditanam pun 100 ribu ha. Kalau pesantren digerakan secara bersama, pertanian akan maju," tambah dia.

Sebagai informasi, Amran memberikan bantuan ke Pondok Pesantren berupa traktor R4 10 unit, benih jagung 50 ton, bibit durian 3000 pohon, bibit jeruk 10.000 pohon, kakao 50.000 pohon, kopi 50.000 pohon, sapi 100 ekor, ayam 10.000 ekor dan bimbingan teknis. 

Ketua MUI, KH. Ma’ruf Amin menyampaikan apresiasi kepada Menteri Amran. Kementerian Pertanian merespons arus baru pemberdayaan ekonomi umat melalui sektor pertanian.

"Nanti ketemu Bapak Presiden Jokowi, saya akan bilang ternyata menteri Bapak yaitu Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, yang responsif terhadap arus baru pemberdayaan ekonomi umat," ucap dia.

Ma’ruf Amin membeberkan alasan MUI ikut tanggung jawab memberdayakan ekonomi umat karena ulama harus mengambil ruang dalam menghilangkan kemiskinan. Kalau umat lemah, negara akan ikut lemah dan sebaliknya jika umat kuat, negara pun akan kuat.

"Pesantren punya kekuatan menggerakan ekonomi umat. Dan Indonesia menuju lumbung pangan dunia optimis bisa dicapai. Karena Indonesia punya potensi sumberdaya alam dan manusia yang besar. Kita tidak perlu menunggu lama terwujudnya Indonesia sebagai lumbung pangan dunia," ujar dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

OJK Ingin Bank Wakaf Mikro Putus Mata Rantai Rentenir di Desa

Sebelumnya, Kepala Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jaksa Keuangan (OJK), Ahmad Soekro Tratmono mengungkapkan akses keuangan di pedesaan masih minim. Kelemahan ini yang kerap dimanfaatkan rentenir di pedesaan.

"Untuk memenuhi kebutuhan saja masyarakat di desa itu memprihatinkan sekali. Yang paling dekat ini adalah rentenir. Mereka datang door to door. Minjem Rp 100 ribu, dan mengembalikannya Rp 150 ribu," kata Ahmad dalam acara Pelatihan dan Gathering Media Massa di Purwokerto, seperti dikutip Jumat 6 April 2018.

Sebagai pengawas di industri jasa keuangan, kata Ahmad, OJK mempunyai tanggung jawab. OJK memiliki tugas agar masyarakat bisa memperoleh akses keuangan dengan baik sehingga terhindar dari pihak-pihak tak bertanggung jawab seperti rentenir.

Dia menyebut, sebagaimana instruksi Presiden Joko Widodo, pihaknya telah mengembangkan akses keuangan yang cocok diterapkan di pedesaan, yakni melalui program bank wakaf mikro (BWM).

"Kemudian OJK membangun lembaga keuangan mikro syariah karena kalau didekatkan oleh bank ini enggak bisa," imbuh dia.

Dengan begitu, dia berharap melalui BWM akan menjadi solusi akses pembiayaan buat masyarakat kecil untuk terhindar dari rentenir. BWM ini juga sekaligus berperan sebagai inkubator untuk mempersiapkan nasabah mengakses sektor lembaga keuangan formal.

"Ini OJK akan dorong terus masyarakat bersama dirikan BWM untuk berantas rentenir untuk bantu masyarakat dan tentu inklusi keuangan Tanah Air juga akan semakin meningkat," dia menandaskan.

Diketahui, BWM adalah lembaga keuangan mikro syariah yang fokus pada pembiayaan masyarakat kecil. Dana yang digunakan adalah murni dana donasi. Nantinya OJK akan bekerja sama dengan pesantren atau sekolah Islam untuk mendirikan BWM guna menyalurkan pembiayaan di lingkungan pesantren.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.