Sukses

Saham Alphabet Dorong S&P 500 Cetak Rekor Tertinggi

Saham Alphabet ditutup naik 3,9 persen ke level USD 1.258,15.

Liputan6.com, Jakarta - S&P 500 yang merupakan indeks acuan bursa saham Amerika Serikat (AS) melaju menuju level tertinggi sejak 1 Februari pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta).

Pendorong indeks tersebut capai rekor adalah kenaikan saham Alphabet karena didukung kinerja keuangan yang cemerlang.

Mengutip Reuters, Rabu (25/7/2018), saham Alphabet Inc dengan kode saham GOOGL menyentuh rekor tertinggi di angka USD 1.275 per saham. Kenaikan saham perusahaan teknologi yang bermula dari mesin pencarian tersebut didorong oleh hasil kinerja.

Saham Alphabet ditutup naik 3,9 persen ke level USD 1.258,15.

Kenaikan saham dari perusahaan induk usaha Google ini menjadi pendorong terbesar dalam indeks S&P 500. Perusahaan teknologi dalam kelompok FANG juga mengalami penguatan.

Facebook Inc dan Amazon Inc masing-masing naik 1,8 persen dan 1,5 persen. Kedua perusahaan melaporkan laba akhir pekan ini.

"Kami telah melihat beberapa hasil positif pada hari ini," kata kepala riset pasar sahamdi John Hancock Investments Boston, Emily Roland.

"Investor sudah kembali fokus pada faktor fundamental dan melihat apa yang terjadi dari sudut pandang penghasilan," tambah dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Nasdaq dan Dow Jones

Pada penutupan perdagangan Selasa, Dow Jones Industrial Average naik 197,65 poin atau 0,79 persen menjadi 25.241,94. Untuk S&P 500 naik 13,42 poin atau 0,48 persen menjadi 2.820,4.

Sedangkan Nasdaq Composite turun 1,11 poin atau 0,01 persen ke 7.840,77. Itu berbalik arah setelah mencapai rekor tinggi di awal sesi.

Sepanjang 2018, Nasdaq telah naik 13,6 persen, lebih dari dua kali kenaikan S&P 500 yang tercatat 5,5 persen.

Beberapa investor mengatakan pembalikan ini disebabkan oleh kekhawatiran hasil kinerja keuangan beberapa perusahaan atau eminten karena terpengaruh masalah perang dagang.

Sebelumnya pada hari Selasa, Presiden AS Donald Trump kembali mengeluarkan komentar mengenai perang dagang dalam sebuah unggahan di Twitter.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.