Sukses

Hati-Hati, Pola Pikir Ini Bisa Bikin Kamu Jatuh Miskin

Lalu, pola pikir apa yang bisa membuat jatuh miskin atau terus-terusan miskin?

Liputan6.com, Jakarta - Tentunya tidak ada orang yang ingin hidup miskin. Nah, menjadi miskin atau kaya bukanlah sebuah takdir, melainkan pilihan. Tak dimungkiri, sebenarnya menjadi kaya maupun miskin hanyalah tergantung pada pola pikir dan cara menjalani hidup.

Bila ingin kaya, tentunya Anda harus berusaha keras guna mencapainya. Selain itu, harus selalu berkemauan kuat untuk berkembang dan mempelajari hal-hal baru. Sehingga kemampuan diri untuk menghasilkan pendapatan yang besar juga bukan hal mustahil.

Namun, sejatinya masalah yang kerap membuat orang tetap miskin adalah terletak pada pola pikir dan mentalnya. Lalu, pola pikir apa yang bisa membuat jatuh miskin atau terus-terusan miskin? Seperti dikutip dari Cermati.com, berikut pola pikir yang harus disetop karena bisa membuat Anda terus miskin.

‘Saya tidak punya bakat’

Merasa diri tidak cukup baik ataupun tidak memiliki kemampuan bukanlah alasan yang tepat. Sebab, pemikiran tersebut sama sekali bukanlah alasan, melainkan pola pikir yang bisa menutup pintu kesuksesan bagi Anda.Tampaknya Anda perlu mengingat sebuah kutipan hardwork beats talent.

Memang benar, orang-orang berbakat akan kalah dengan orang yang bekerja keras. Ketahuilah bahwa skill tidak hanya timbul dari bakat, akan tetapi karena sering diasah juga oleh kerja keras. (Baca Juga: Lebih Untung Mana, Beli Rumah dengan Cara KPR atau KTA?)

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

‘Saya tidak terlahir kaya’

Kalimat yang satu ini jelas hanyalah sebuah alasan belaka. Mulai sekarang, sebaiknya berhentilah membanding-bandingkan diri Anda dengan orang yang terlahir lebih beruntung, karena hal itu bulanlah penghalang untuk meraih kekayaan.

Mengutip dari pengusaha sukses, Bill Gates: if you born poor, it isn’t your fault. But, if you die poor, it’s your fault. Kutipan dari pengusaha asal Amerika Serikat bisa menjadi renungan agar Anda tidak pasrah begitu saja pada takdir. Percayalah, kerja keras dan sikap pantang menyerah akan mengubah Anda.

 

3 dari 4 halaman

‘Andaikan saya punya waktu lebih’

Jika Anda sering mengucapkan kalimat ini, tentulah Anda hanya melakukan pembelaan diri saja. Berhentilah menyalahkan waktu. Orang kaya dan sukses adalah orang yang pandai menggunakan waktu yang mereka punya dengan tepat.

Jika Anda benar-benar berniat dan berkomitmen dengan diri Anda sendiri, pastilah Anda bisa menikmati setiap proses dengan penuh suka cita serta menjadi bijak menggunakan waktu. Anda juga harus ingat bahwa kekayaan maupun kesuksesan tidaklah bisa diraih secara instan, melainkan melalui proses panjang dan kerja keras. (Baca Juga: Cara Memilih KTA yang Bagus, Pilih KTA Online)

 

4 dari 4 halaman

‘Saya tidak berpendidikan tinggi’

Ada banyak jutawan di dunia ini tidak mengenyam pendidikan yang tinggi. Jangan menjadikan pendidikan yang tak cukup tinggi menjadi penghalang Anda menjadi sukses. Ingatlah, pendidikan dan ilmu tidak hanya bisa diperoleh dari sekolah, melainkan dari pengalaman ataupun lingkungan sekitar Anda.

Manfaatkanlah apa yang ada di sekitar Anda, bersemangatlah, serta banyaklah belajar dari pengalaman maupun dari orang-orang yang positif. Dan jangan pernah lelah untuk meningkatkan kemampuan diri.

Sabar dan Bersyukur

Menjadi kaya serta mengubah nasib bukanlah hal yang mudah, tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun, Anda harus yakin bahwa tidak ada yang mustahil jika Anda mau berusaha dan berkomitmen.

Tentunya, jangan lupa untuk bersyukur dengan keadaan serta bersabar dalam proses Anda. Berapa banyak miliarder di luar sana yang berasal dari keluarga miskin? Tentunya banyak sekali. Maka, jika Anda ingin menjadi salah satunya, bekerja keraslah. Semoga sukses!

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.