Sukses

Ini Alasan Karyawan Pertamina Tuntut Harga BBM Naik

Salah satu tujuan aksi Pekerja Pertamina mendatangi kantor Kementerian ESDM untuk mengutarakan tuntutan berupa penambahan subsidi BBM atau kenaikan harga BBM sesuai keekonomian.

Liputan6.com, Jakarta Ratusan pekerja PT Pertamina (Persero) mendatangi Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Jumat siang (20/7/2018). Para pekerja menuntut pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sesuai keekonomian.

Presiden Federasi Serikat Pekerja Bersatu (FSPPB) Pertamina Arie Gumilar mengatakan, salah satu tujuan aksi mendatangi kantor Menteri Ignasius Jonan untuk mengutarakan tuntutan berupa penambahan subsidi BBM atau kenaikan harga BBM sesuai keekonomian.

‎"Tuntutan harga jual BBM dan terkait subsidi," kata dia di Jakarta, Jumat (20/7/2018).

Serikat pekerja berpendapat‎, harga jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) yaitu Premium dan Jenis BBM Tertentu yaitu Solar tidak mengalami kenaikan sejak April 2016. Ini yang menyebabkan kerugian bagi Pertamina.

Kondisi ini bertambah berat dengan kenaikan harga minyak mentah sampai di atas USD 70 per barel dan kurs dolar yang saat ini sudah mencapai di atas Rp 14.300. Hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap kondisi keuangan perusahaan.

Padahal, kata dia, kerugian yang diakibatkan penjualan Premium dan Solar subsidi, bertentangan dengan Undang-Undang Nomor19 Tahun 2003 Tentang BUMN.

Dengan kerugian atas penjualan jenis BBM tersebut, akan berdampak terhadap kemampuan Pertamina dalam hal penyediaan stok BBM Nasional.

"Hal ini tentunya sangat berbahaya bagi ketahanan BBM Secara nasional," tandasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Janji Menteri Rini ke Karyawan Pertamina yang Berdemo

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menemui pekerja PT Pertamina (Persero) yang melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Kementerian BUMN, Jakarta. Rini tampak naik ke mobil komando pendemo untuk memberikan penjelasan.

Rini mengaku telah menemui Presiden Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSBB) Arie Gumilar dan membahas tuntutan yang diajukan dalam aksi tersebut. Terkait surat pelepasan aset guna mempertahankan kondisi kesehatan keuangan Pertamina.

"Saya sudah bicara dengan presiden (Arie Gumilar). Terima kasih hadir di sini, saya yakin ini kepedulian terhadap Pertamina," kata Rini saat bicara di‎ atas mobil komando yang terparkir, Jumat (20/7/2018).

Dia pun meminta para pekerja Pertamina lebih jeli membaca surat tersebut, karena pemerintah selaku pemegang saham tetap memberikan kontrol dalam pelepasan aset.

Dia memastikan tidak akan menjerumuskan Pertamina. "Baca betul surat saya bilang tolong dikaji untuk kemungkinan ini, jangan lupa bahwa kontrol tetap harus ada di Pertamina dan jangan lupa bilang gini, saya sebagai pemegang saham tidak mungkin menjerumuskan Pertamina,"‎ tegas dia.

Dia mengaku memiliki peran penting terhadap keberlangsungan Pertamina, dengan menyehatkan perusahaan tersebut dalam waktu panjang.

‎"Tanggung jawab saya adalah bagaimana pertamina sehat 100 tahun ke depan untuk anak cucu cicit," dia menambahkan.

Rini pun menjamin, Pertamina akan mendapat prioritas dalam mendapatkan pengelolaan blok migas dan terkait subsidi solar, agar keuangan Pertamina tetap sehat.

‎"Pemerintah akan selalu menjaga keberlangsungan Pertamina. Sebagai BUMN melakukan agen pembangunan. Dan pemerintah akan selalu menjaga keberlangsungan Pertamina dapat wilayah kerja. Juga bagaimana subsidi solar akan ditingkatkan. Itulah. Itu yang bisa saya terima. Terima kasih. Wasalam," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.