Sukses

Kendalikan Banjir di Solo, Kementerian PUPR Normalisasi Kali Pepe dan Bendung Tirtonadi

Rehabilitasi Bendung Karet Tirtonadi dengan melebarkan bendungan akan meningkatkan tampungan air pada musim kemarau serta mengendalikan debit banjir pada musim hujan.

Liputan6.com, Jakarta
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan pembangunan sejumlah infrastruktur pengendali banjir di Solo, antara lain upaya normalisasi Kali Pepe dan rehabilitasi Bendung Karet Tirtonadi. 
 
 
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, rehabilitasi Bendung Karet Tirtonadi dengan melebarkan bendungan akan meningkatkan tampungan air pada musim kemarau serta mengendalikan debit banjir pada musim hujan. 
 
"Pada saat musim kemarau, pintu Bendung akan ditutup, sehingga menjadi long storage yang dapat menampung 1 juta m3 air. Pada musim hujan akan dibuka dengan kapasitas pengaliran air 1.048 m3 per detik, atau lebih besar dari debit awal 390 m3 per detik," jelas dia dalam keterangan tertulis, Jumat (20/7/2018).
 
Rehabilitasi Bendung Karet Tirtonadi yang dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR ini menggunakan teknologi gate panel yang pertama di Indonesia.
 
Keunggulan teknologi tersebut diantaranya waktu pengoperasian yang relatif singkat, mampu melindungi air blader dari material sungai, serta tahan terhadap perubahan suhu ekstrim dan vandalisme.
 
 
 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rehabilitasi Bendung Karet Tirtonadi

Adapun rehabilitasi Bendung Karet Tirtonadi juga termasuk dalam bagian dari pekerjaan normalisasi Kali Pepe Hulu sepanjang 1.566 meter. Kegiatan itu dilakukan dengan melakukan penguatan tebing-tebing kali yang kritis, pemasangan pintu air dan pompa. 
 
Konstruksi ink dilakukan oleh PT Adhi Karya-PT. Minarta melalui Kerja Sama Operasi (KSO) dengan nilai kontrak Rp 173,04 miliar berdasarkan kontrak tahun jamak 2016-2018. 
 
"Saat ini progres normalisasi Kali Pepe sudah 86 persen. Diharapkan nantinya dapat difungsikan untuk memenuhi kebutuhan air baku dan sarana rekreasi. Kita lengkapi dengan dermaga, sehingga bisa untuk wisata air di tengah kota. Dulu lebarnya cuma 20 meter, sekarang menjadi 60 meter," terang Menteri Basuki. 
 
Penanganan Kali Pepe ini dilakukan pada bagian hulu dan bagian hilir sungai. Keberadaan proyek di hulu diharapkan dapat memberi manfaat dalam mengurangi risiko banjir seluas kurang lebih 110 hektar di Kecamatan Banjarsari, sementara di daerah hilir akan mengurangi risiko banjir seluas kurang lebih 80 hektar di Kecamatan Pasar Kliwon dan Laweyan.  
 
Bentuk pengerjaan Kali Pepe Hilir di antaranya berupa pembuatan tebing beton sepanjang 10.115 meter di sisi kanan dan kiri mulai dari pintu inlet di ruas Kelurahan Gilingan hingga Pintu Air Demangan. Selain itu, dilakukan pula perbaikan pagar, penataan bantaran, dan pengerukan badan sungai. 
 
Kontraktor pelaksana proyek ini adalah PT Basuki Rahmanta Putra, dengan nilai kontrak sebesar Rp 121,45 miliar untuk kontrak tahun jamak 2016-2018.
 
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini