Sukses

Hindari Ucapkan 5 Kalimat Ini Saat Wawancara Kerja

Pastikan berhati-hati agar tak salah bicara ketika wawancara kerja.

Liputan6.com, Jakarta - Selain mempersiapkan berkas-berkas penting, ada faktor-faktor lain yang perlu diperhatikan ketika sedang wawancara kerja, seperti pemilihan kalimat. 

Jangan sampai salah memilih kalimat malah tanpa sadar meninggalkan kesan kurang baik saat wawancara kerja. Di antara kalimat yang sebaiknya tidak disebut adalah yang berisi cibiran perusahaan atau rekan kerja sebelumnya.

Agar tidak mengurangi kesalahan yang tidak perlu, berikut beberapa kalimat yang sebaiknya dihindari dalam proses wawancara kerja. Berikut daftarnya seperti dirangkum dari Glassdoor. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1.

"Saya tak tahan dengan perusahaan."

Hindari mengatakan hal buruk tentang perusahaan. Meskipun mungkin tempat kamu bekerja memang buruk, tapi mengucapkan hal itu tak akan membuat kagum si pewawancara.

"Ketika ditanya mengenai mantan bos atau kolega, jangan menjelekkan mereka," ucap Roy Cohen, pelatih dan penulis di bidang karir.

Ia memperingatkan, melakukan hal demikian bisa membuat sikap kita dipertanyakan, karena bisa saja kita dikira akan mengucapkan hal serupa pada pihak perusahaan baru ketika merasa tidak puas.

3 dari 6 halaman

2.

"Saya mau melakukan apa saja."

Bisa saja sebetulnya kamu bermaksud siap menghadapi tantangan yang diberikan perusahaan, tapi ternyata itu membuatmu terdengar putus asa.

DW Bobst, CEO Trend HR, menyarankan untuk ucapkan dengan jelas mengenai pekerjaan yang membuatmu paling nyaman, atau latar belakang, serta hal-hal yang belum pernah kamu kerjakan namun tertarik untuk kamu lakukan. Tunjukkan bahwa kamu orang terbaik untuk posisi yang diincar.

4 dari 6 halaman

3.

"Saya bisa memotivasi diri, cepat belajar, serta punya skill kepemimpinan."

Percaya diri tentunya adalah ciri orang positif. Masalahnya, bila kamu tidak bisa membuktikan ucapan, yang terjadi malah terdengar dibuat-buat.

"Jika ingin begitu, kamu harus mengelaborasi dengan contoh nyata tentang penyelesaian masalah, kolaborasi, serta saat mengatasi konflik. Ekspresikan dan paparkan ketimbang hanya mengatakannya," kata pelatih kepemimpinan Laura Macleod.

5 dari 6 halaman

4.

"Tidak, saya tidak tahu itu."

Tentunya seseorang pasti tidak akan bisa mengetahui segalanya, apalagi jika masih di level junior. Tapi ada cara yang baik dan kurang baik dalam mengekspresikan ketidaktahuan.

Contoh, menjawab "tidak tahu" dengan terang-terangan bukanlah langkah bijaksana. Bila memang tidak memahami sesuatu, coba jelaskan kemampuan atau pengalaman serupa dengan hal tersebut yang pernah kamu lakukan.

Yang tak kalah penting, jangan sampai malah bertanya pertanyaan yang tidak penting tentang pekerjaan dari perusahaan yang kamu lamar. Pastikan sudah membaca-baca dulu seputar perusahaan agar bisa berdiskusi secara produktif dengan pewawancara.

6 dari 6 halaman

5.

"Saya mau kerja dengan gaji sekian."

Seperti yang diketahui bersama, gaji dan bonus adalah aspek penting dalam kerja. Asal jangan sampai membicarakannya terlampau rinci saat tahap pewawancara.

Pertimbangkan pengalaman kerja, keadaan industri, dan jangan lupa untuk melakukan sedikit research tentang berapa gaji yang pantas kamu dapatkan sesuai pengalaman dan kemampuan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.