Sukses

Nasib Merpati Nusantara Ditentukan November 2018

Saat ini, sudah ada satu investor yang berniat membeli maskapai Merpati Nusantara Airlines.

Liputan6.com, Jakarta Nasib PT Merpati Nusantara Airline (Persero) akan ditentukan pada November 2018. Saat ini, sudah ada satu investor yang berniat membeli maskapai plat merah tersebut.

Direktur Perusahaan Pengelola Aset (Persero) Henry Sihotang mengatakan, investor tersebut berasal dari dalam negeri dan pernah bermain di sektor penerbangan. Namun dirinya belum bisa menyebut siapa investor yang dimaksud.

"Ada yang masuk dari swasta mungkin dia afiliasi juga karena belum ditetapkan. Namanya enggak usah kita disclose gitu. Dia pernah ada punya maskapai, sekarang ini tidak. Tapi dia bekerjasama dengan investor dari luar untuk pendanaan sama untuk yang supplier pesawat. Jadi dia kerjasama dengan pihak lain untuk pesawat yang mau masuk dan pendanaan," ujar dia di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (16/7/2018).

Menurut Henry, dana yang akan disuntikkan bagi Merpati juga terhitung cukup besar. Hal ini dinilai akan sangat membantu maskapai tersebut lantaran tengah terlilit utang hingga Rp 10,7 triliun.

‎‎"Sementara ini angkanya cukup besar. Apakah ini terjadi, makanya kita enggak sebut dulu, karena masih dalam pembahasan. Pastinya cukup besar. Sementara ini niatnya mereka," kata dia.

Dia menyatakan, saat ini Merpati masih dalam proses sidang Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Jika memang berniat untuk membeli Merpati, maka investor harus menyampaikan proposal rencana pengembangan Merpati sebelum sidang terakhir PKPU pada 3 November 2018.

"Kalau memang ini terjadi potensi masih ada, tapi apakah akan ini terjadi kita lihat lah. Kan UU membatasi sampai 270 hari atau sampai November tanggal 3‎. (Nasib Merpati ditentukan November?) Iya masih bisa jalan atau tidak bisa lebih awal atau enggak. Sampai nanti diputus kita harus lapor ke DPR apakah mereka sepakat karena ini kan milik negara," jelas dia.

Sementara itu, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN, Aloysius Kiik Ro menyatakan, kemungkinan Merpati belum bisa terbang kembali pada tahun ini. Namun demikian, dia tetap berharap permasalahan yang terjadi pada Merpati segera selesai dengan masuknya investor.

"Itu dulu aku yang ngomong (bisa kembali terbang tahun ini), ternyata belum bisa. Ini masih kita cari investor karena pemerintah tidak akan masukkan tambahan modal atau apa. Siapa saja investor yang berminat," tandas dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Temui Harapan, Ada Investor Ingin Beli Merpati Airlines

Apa kabar nasib PT Merpati Nusantara Airlines (Persero)? Saat ini maskapai pelat merah ini tengah berada di fase antara hidup dan mati. Utang yang kini mencapai Rp 10,7 triiun menjadi misi Merpati untuk kembali terbang cukup sulit.

Namun hingga hari ini, ada sedikit harapan bagi Merpati. Setidaknya ada beberapa investor yang berminat membeli Merpati. Hal ini dari hasil penawaran yang diumumkan melalui koran-koran pada 17 April 2018.

"Dari hasil pengumuman itu ada beberapa investor yang menyatakan minatnya. Namun dilihat dari hal itu, paling potensial ada satu investor, ini investor dalam negeri tapi aliansinya luar negeri," kata Direktur Utama PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) Henry Sihotang kepada wartawan, Sabtu (26/5/2018).

Investor tersebut diberikan waktu hingga 4 Juni untuk menyampaikan proposal rencana pengembangan Merpati ke depannya. Dari yang terpilih akan dibawa dalam proses persidangan PKPU yang tengah dialami Merpati. Sidang Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) akan dilakukan pada 20 Juli 2018.

Jika dalam sidang PKPU tersebut Merpati dinyatakan layak untuk bangkit lagi. Hal itu menjadi titik awal perseroan untuk bisa kembali mengudara.

Henry menjelaskan, saat ini Merpati Nusantara Airlines masih memiliki tunggakan pembayaran pesangon karyawannya sebesar Rp 365 miliar dari total tunggakannya Rp 461 miliar. "Karena sebagian kita sudah bayarkan, sementara sisanya akan kita masukkan dalam proposal penawaran dengan investor," tambah dia.

Namun sebaliknya, jika hingga masa persidangan sejumlah investor tersebut mengundurkan diri atau proposal penawarannya ditolak, Merpati akan benar-benar dihapus dari daftar BUMN. (Yas)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini