Sukses

Wall Street Kembali Bangkit, Saham Teknologi Pimpin Penguatan

Saham Facebook, Microsoft dan Amazon mencapai level tertinggi dan menjadi pendorong penguatan pada indeks S&P 500 dan Nasdaq.

Liputan6.com, Jakarta - Wall Street kembali menguat Penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta) Pendorong penguatan bursa saham di Amerika Serikat (AS) ini adalah saham-saham sektor teknologi.

Mengutip Reuters, Jumat (13/7/2918), indeks Dow Jones Industrial Average naik 224,44 poin atau 0,91 persen menjadi 24.924,89. Untuk S&P 500 naik 24,27 poin atau 0,87 persen menjadi 2.798,29. Sedangkan Nasdaq Composite bertambah 107,31 poin atau 1,39 persen menjadi 7.823,92.

Saham-saham sektor teknologi mampu berbalik arah menjadi menguat setelah sebelumnya mengalami tekanan akibat kekhawatiran pelaku pasar akan perang dagang.

Membantu penguatan sektor teknologi, saham CA Inc melonjak 18,7 persen dan merupakan kenaikan dengan persentase terbesar dalam S&P 500 setelah perusahaan pembuat chip ini mengumumkan untuk membeli perusahaan perangkat lunak Broadcom.

Sedangkan saham Facebook, Microsoft dan Amazon mencapai level tertinggi dan bersama dengan Apple dan Alphabet, mendorong penguatan dalam S&P 500 dan Nasdaq.

Indeks teknologi naik 1,8 persen. Sektor ini memiliki kinerja terbaik pada perdagangan Kamis dan memimpin kenaikan tahunan di antara sektor-sektor lainnya.

"Ada Konsensus pelaku pasar bahwa AS dan China akan melakukan negosiasi sehingga menjadi angin segar bagi industri pasar saham," jelas analis Prudential Financial di Newark, New Jersey, Quincy Krosby.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Trump Kembali Rilis Tarif Baru Impor Barang China

Pemerintahan Amerika Serikat (AS) di bawah pimpinan Presiden AS Donald Trump kembali merilis daftar barang China senilai USD 200 miliar yang kena tarif 10 persen.

Ini membawa ancaman baru untuk meningkatkan perang dagang yang meluas dengan China. "Angka USD 200 miliar yang kami lihat kira-kira sama dengan ekspor mereka kepada kami,” ujar seorang pejabat senior pemerintah.

Mengutip laman CNBC, Rabu (11/7/2018), tarif itu tidak akan berlaku segera tetapi jalani proses peninjauan selama dua bulan dengan sidang pada 20-23 Agustus. 

Adapun beberapa produk yang kena tarif berasal dari bagian program Made in China 2025. Program tersebut merupakan rencana strategis untuk menjadikan China sebagai pemimpin dalam industri global utama termasuk teknologi.

Saat mengumpulkan daftar barang, Perwakilan Perdagangan AS mempertimbangkan apa yang dapat sebabkan gangguan terhadap ekonomi China.

Terlepas dari ancaman Donald Trump, China menerapkan tarif pembalasan barang AS usai pengenaan tarif barang senilai USD 34 miliar berlaku mulai pekan lalu.

Trump telah berulang kali mengancam akan meningkatkan konflik perdagangan dengan China. Perselisihan dengan Beijing telah guncang pasar keuangan di seluruh dunia termasuk saham, mata uang, perdagangan global, kedelai dan batu bara.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.