Sukses

Harga Saham Perbankan RI Masih Prospektif

Berbagai faktor eksternal terutama pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu penyebab melemahnya saham perbankan sejak awal tahun.

Liputan6.com, Jakarta Harga saham perbankan sedikit melemah sejak awal tahun di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berbagai faktor eksternal terutama pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu penyebab.

Meski begitu, sejumlah analis menilai, ke depannya, prospek saham perbankan masih cukup positif.

Head of Research Sinarmas Sekuritas, Evan Lie Hadiwidjaja mencontohkan salah satunya saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).

Menurutnya BBTN masih prospektif untuk dikoleksi. Pasalnya dengan harga saat ini, price to book value/PBV BBTN sudah sangat rendah hanya 1,2X P/BV atau setingkat seperti sebelum program satu juta rumah digulirkan.

Evan menjelaskan dengan P/BV yang rendah ini, maka target harga saham (target price/TP) BBTN hingga akhir tahun 2019 mencapai Rp 3.475 per saham.

“Kami melihat program satu juta rumah akan sangat menguntungkan dan mendorong peningkatan pendapatan,” jelas dia, Senin (9/7/2018).

Menurut Evan, untuk tahun ini Sinarmas Sekuritas memprediksi laba bersih emiten Bursa Efek Indonesia berkode saham BBTN ini akan mencapai Rp 3,3 triliun yang didorong pendapatan bunga bersih senilai Rp 10,26 triliun.

Sedangkan untuk total kredit mencapai Rp 236,5 triliun, Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp 234,24 triliun, NIM 3,6 persen dan NPL gros 2,6 persen.

“Kami rekomendasikan beli (buy) untuk saham BBTN hingga akhir 2019 dengan target harga (TP) Rp 3.475 yang didukung ekspansi kredit yang kuat dan valuasi yang rendah,” ujarnya.

Evan menambahkan di level sekarang harga saham-saham bank BUMN sudah menarik. Penurunan harga saham perbankan saat ini dipicu adanya tekanan dari kenaikan suku bunga, nilai tukar terhadap dolar AS yang cenderung melemah, dan kepastian dari perang dagang dimana bank sebagai sektor dengan kapitalisasi terbesar ikut terkena dampaknya.

“Akan tetapi seiring dengan koreksi dari awal tahun, nilai valuasi sekarang sangat attractive, dan juga kami berharap pertumbuhan kredit akan membaik apabila dilihat dari tingkat konsumsi selama lebaran dan maraknya event-event sepanjang tahun yang dapat mendukung konsumsi seperti Pilkada, World Cup, Asian Games, dan kampanye Pilpres yang dimulai akhir tahun ini,” paparnya.

Di sisi lain, Financial Expert dari Universitas Prasetya Mulya, Lukas Setia Atmaja menjelaskan untuk jangka panjang saham perbankan selalu prospektif termasuk juga BBTN.

Penurunan saham perbankan setidaknya ada tiga hal yang menjadi dasarnya yakni karena tahun lalu harga saham bank BUMN sudah naik tinggi seperti BBTN. Kemudian adanya kondisi ekonomi seperti perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang bisa menimbulkan resesi.

“Dan yang tidak kalah pentingnya adalah kenaikan suku bunga,” ungkapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Fundamental Saham Perbankan

Lebih lanjut, secara fundamental saham perbankan masih bagus seperti terlihat pada laporan keuangan kuartal I-2018 dan secara valuasi pun masih sangat menarik untuk dikoleksi jangka panjang.

Namun karena pelemahan rupiah, investor asing banyak keluar dan menjual saham-saham blue chip yang sebagian besar adalah saham bank BUMN. “Investor yang punya dana berlebih bisa masuk secara bertahap,” tegasnya.

Sebelumnya, Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, penurunan harga saham perseroan lebih disebabkan adanya faktor global, dimana ada tiga peristiwa yang terjadi di dunia, yaitu perubahan valuta masing-masing negara, perubahan berpindahnya dana yang dari tujuan ke asal, dan adanya perubahan suku bunga. “Semua ini dalam rangka normalisasi dan ini tidak bisa dihindari disemua negara,” tuturnya.

Menurut Maryono, meski dibayangi kondisi global yang bergejolak dan adanya kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), namun perseroan tetap optimistis target kinerja tahun ini bisa tercapai. Optimisme ini didukung oleh masih besarnya permintaan untuk program sejuta rumah diberbagai daerah.

Investor, lanjut dia, tidak perlu khawatir dengan kinerja BTN tahun ini. "Kami optimis target akan tercapai sampai dengan akhir tahun 2018," tegasnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • BTN adalah BUMN yang bergerak di bidang jasa keuangan perbankan.

    BTN

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham