Sukses

Kena Bea Masuk di AS, Produk RI Jadi Tak Kompetitif

Rencana pemerintah Amerika Serikat (AS) yang akan mengenakan tarif bea masuk bagi 124 produk asal Indonesia langsung ditanggapi oleh pemerintah Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Rencana pemerintah Amerika Serikat (AS) yang akan mengenakan tarif bea masuk bagi 124 produk asal Indonesia langsung ditanggapi oleh pemerintah Indonesia. Sebab kebijakan ini dinilai mengancam ekspor Indonesia ke Negeri Paman Sam.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan mengatakan, pengenaan bea masuk akan membuat produk Indonesia menjadi tidak kompetitif. Pasalnya, harga produk yang diekspor tersebut akan lebih mahal sehingga dikhawatirkan akan kalah bersaing.

"Ya jelas akan dampak ke kita. Produk kita jadi kurang kompetitif. Harganya naik kan," ujar dia di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Minggu (8/7/2018).

Selain itu, dampak yang lebih besar yaitu ke neraca perdagangan Indonesia. Neraca perdagangan akan semakin sulit mencapai suplus jika ekspornya mengalami hambatan.

"Itu ada (dampak ke neraca perdagangan) tapi enggak boleh saya yang ngobrol (ungkapkan)," kata dia.

Menurut Oke hasil rapat koordinasi (rakor) terkait perang yang digelar sore ini akan dibawa ke rapat terbatas (ratas) di Istana Bogor besok. Sehingga keputusan terkait strategi menghadapi peran dagang ini akan ditentukan esok.

"Itu harus nunggu besok. Baru akan dibahas. Saya belum bisa ngomong," tandas dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

AS Rencanakan Kenakan Tarif Impor ke Indonesia

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengungkapkan alasan rencana AS untuk mencabut pengecualian bea masuk produk ekspor Indonesia. Rencana tersebut muncul karena neraca perdagangan AS yang defisit terhadap Indonesia.

Enggartiasto menjelaskan, nilai ekspor AS ke Indonesia sebesar USD 9 miliar. Sementara ekspor Indonesia ke AS senilai USD 13 miliar.

"Besar (defisit AS) di kita USD 9 miliar di mereka USD 13 miliar. Setelah kita telusuri, ada yang kita ekspor melalui Hong Kong, Singapura, tapi country of origin-nya Indonesia. Yang dibukukan di Indonesia ekspor ke Singapura. Tetapi mereka lihat ini bikinan mana? Bikinan Indonesia selisih itu kita find out dari situ," ungkapnya pada 6 Juli 2018.

Pemerintah akan melakukan lobi dengan Pemerintah AS. Hal ini dilakukan untuk membicarakan rencana pencabutan tersebut. "GSP juga belum diterapkan. Mereka hanya mengatakan akan masuk dalam itu. Kita juga lakukan lobi," katanya.

"Kalau dilihat dari kepentingan mereka kita pahami. Kita mencoba pahami. Tetapi yang coba sulit kita pahami kan bisa berubah. Kita lihat saja," Imbuh dia.

Selain itu, menurut Politisi Nasdem ini pemerintah akan melakukan rapat koordinasi dengan stakeholder terkait untuk membahas hal tersebut.

"Kita yakin bahwa trade war itu bukan hal yang kita pilih. Ya itu kita tunggu hari Senin. Nanti kita akan rapat hari Minggu. Rapat koordinasi," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.