Sukses

RI Jajaki Perluas Ekspor Produk Peternakan ke Timur Tengah dan Asia

Mentan Amran Sulaiman menuturkan, keunggulan halal menjadi daya tarik ekspor produk peternakan ke Asia dan Timur Tengah.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, kebijakan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mewujudkan Indonesia menjadi lumbung pangan di dunia pada 2045 sedikit demi sedikit telah dapat dibuktikan. Hal tersebut terbukti dengan capaian ekspor subsektor peternakan di Indonesia cukup fantastis. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pencapaian nilai ekspor komoditas subsektor peternakan pada 2017 meningkat sebesar 14,85 persen dibandingkan dengan tahun 2016. Nilai ekspor USD 623,9 juta atau setara dengan Rp 8,5 triliun yang telah diraih pada 2017. 

"Di 2017, ekspor USD 623,9 juta atau setara dengan Rp 8,5 triliun. Ke depan diharapkan mampu bertambah secara signifikan, baik dari nilai maupun volume ekspor," ujar Amran saat memberi sambutan pada acara pembukaan Indo Livestock 2018 Expo dan Forum Tahun 2018 di Jakarta, Rabu (4/7/2018).

Pada 2017, kontribusi volume ekspor sub sektor peternakan terbesar pada kelompok hasil ternak sebesar 64,07 persen, dengan negara tujuan ekspor terbanyak adalah Hongkong (23,10 persen) dan China (21,96 persen). "Saat ini produk peternakan Indonesia sudah mampu menembus lebih dari 110 negara," ujar Amran. 

Amran mengatakan, peluang perluasan pasar untuk komoditas peternakan di pasar global masih sangat terbuka luas. Ada permintaan dari negara di daerah Timur Tengah dan negara lain di kawasan Asia sangat berpotensi untuk dilakukan penjajakan. 

"Keunggulan halal dari kita juga dapat menjadi daya tarik tersendiri untuk ekspor produk peternakan ke wilayah tersebut dan negara muslim lainnya," ujar dia. 

Dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia kontribusi subsektor peternakan sebesar 1,57 persen terhadap PDB Nasional Tahun 2017. Untuk pembentukan PDB sektor pertanian pada 2017, sub ektor peternakan berkontribusi sebesar 15,87 persen. Pertumbuhan PDB subsektor peternakan juga menunjukkan tren positif. Pada 2017 tumbuh sebesar 3,83 persen. 

Dari data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Agustus 2017, terdapat sekitar 3,84 juta tenaga kerja yang bekerja di subsektor peternakan.

Subsektor peternakan berkontribusi menyerap 11,51 persen tenaga kerja sektor pertanian. Sementara terhadap total tenaga kerja nasional, subsektor peternakan berkontribusi sebesar 3,17 persen. 

 

Reporter: Anggun P.Situmorang

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mentan Ajak iran Investasi di Sektor Pertanian RI

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menerima kunjungan Duta Besar Iran untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, Valoillah Mohammadi, di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta.

Dalam pertemuan tersebut, Amran ‎mengajak Iran untuk berinvestasi dan melakukan kerja sama ekspor impor komoditas pangan.

"Saya ajak investasi di Indonesia. Kita bicarakan bagaimana share modalnya," ujar Amran di Jakarta, Selasa, 3 Juli 2018.

Sedangkan Iran, ucap Amran, menawarkan gandum miliknya untuk diekspor ke Indonesia. Iran menawarkan harga yang lebih murah dibandingkan dengan gandum asal Australia.

"Mereka menawarkan gandum dengan harga yang kompetitif dibanding Australia. Sementara kita tawarkan sapi, gula, jagung. Juga edukasi water management dalam hal budi daya gandum," ‎kata dia.

Sementara itu, Valoillah Mohammadi menerangkan kerja sama di bidang pertanian dengan Indonesia menjadi penting dan sangat strategis. Pasalnya, Indonesia memiliki komoditas pangan yang beraneka ragam.

"Kami menjalani industri gandum yang cukup besar. Indonesia juga memiliki komoditas yang beraneka ragam, sehingga akan diperlukan kerja sama yang baik." kata dia.

Pada kunjungan ini, Dubes Iran juga berjanji akan mendorong pengusaha-pengusaha Iran untuk menanamkan investasinya di Indonesia. Ini sejalan dengan program Kementan guna meningkatkan investasi di sektor pertanian.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.