Sukses

Rupiah Tembus 14.452 per Dolar AS, IHSG Turun 1,45 Persen

10 sektor saham tertekan dan bursa Asia melemah mendorong laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke zona merah pada sesi pertama.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada sesi pertama perdagangan saham Selasa pekan. Sentimen eksternal menekan laju IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham sesi pertama, Selasa (3/7/2018), IHSG melemah 83,13 poin atau 1,45 persen ke posisi 5.663,63. Indeks saham LQ45 susut 1,6 persen. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.

Sebanyak 309 saham melemah sehingga menekan IHSG. 55 saham bergerak di zona hijau dan 101 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai sepanjang sesi pertama. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 220.661 kali dengan volume perdagangan saham 4,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 4,1 triliun. Investor asing jual saham Rp 127,73 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di posisi Rp 14.460.

10 sektor saham kompak tertekan. Sektor saham industri dasar turun 3,39 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham infrastruktur tergelincir 2,15 persen dan sektor saham aneka industri susut 2,14 persen.

Saham-saham catatkan penguatan di tengah IHSG melemah antara lain saham MEGA naik 23,43 persen ke posisi Rp 4.900, saham JMAS melonjak 22,16 persen ke posisi Rp 1.075 per saham, dan saham SKYB menanjak 15,08 persen ke posisi Rp 458 per saham.

Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham CSIS turun 24,84 persen ke posisi Rp 1.210 per saham, saham SWAT tergelincir 23,95 persen ke posisi Rp 254 per saham dan saham OKAS melemah 21,50 persen ke posisi Rp 168 per saham.

Bursa Asia sebagian tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 2,11 persen, indeks saham Shanghai melemah 0,21 persen, indeks saham Singapura tergelincir 0,21 persen dan indeks saham Taiwan susut 0,55 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menilai, IHSG melemah dipengaruhi oleh sentimen eksternal. Penurunan IHSG imbas efek domino dari penurunan bursa di China. Ini menyusul sentiment perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang masih kuat.

Selain itu, rupiah masih melemah terhadap dolar AS menurut Nafan lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

IHSG Melemah di Awal Sesi Perdagangan

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada pembukaan perdagangan Selasa ini. Sektor infrastruktur membukukan penurunan terbesar. 

Pada pembukaan perdagangan saham, Selasa 3 Juli 2018, IHSG turun 5,70 poin atau 0,10 persen ke posisi 5.741,40. Indeks saham LQ45 juga tertekan 0,16 persen ke posisi 900,94. Sebagian besar indeks saham acuan berada di zona negatif.

Pada sesi pertama, IHSG berada di posisi tertinggi 5.750,13 dan terendah 5.734,40. Ada sebanyak 105 saham menguat dan 76 saham melemah. Selain itu terdapat 110 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 18.623 kali dengan volume perdagangan saham 407 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 315 miliar. Investor asing beli saham Rp 1,7 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.427.

Sektor saham sama-sama menguat dan melemah. Sektor saham infrastruktur turun 0,98 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham industri dasar susut 0,31 persen dan sektor saham barang konsumsi melemah 0,26 persen.

Sementara itu, sektor saham aneka industri naik 1,33 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham tambang menguat 0,33 persen dan sektor saham keuangan mendaki 0,19 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham TALF melonjak 13,16 persen ke posisi Rp 344 per saham, saham BBKP melonjak 12,04 persen ke posisi Rp 484 per saham, dan saham FINN mendaki 12,09 persen ke posisi Rp 102 per saham.

Saham yang melemah di awal sesi antara lain saham INDR turun 13,96 persen ke posisi Rp 5.075 per saham, saham FISH susut 13,75 persen ke posisi Rp 3.450 per saham, dan saham TNCA tergelincir 13,71 persen ke posisi Rp 170 per saham.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.