Sukses

Terkuak, Ini Alasan Milenial Lebih Pilih Kerja Ketimbang Pacaran

Generasi Milenial rupanya enggan memiliki komitmen dalam sebuah hubungan asmara. Ada beberapa alasan mengapa kalangan milenial takut berkomitmen dalam hubungan. Apa saja?

Liputan6.com, Jakarta - Generasi Milenial lebih terobsesi pada aktualisasi diri dengan mengejar pendidikan, karier, dan bisnis sebagai ukuran kesuksesan. Mereka jadi sulit berkompromi. Benarkah milenial jadi kurang berminat kencan?

Profesor Jean Twenge dari San Diego State University mengungkapkan kenyataan tersebut dalam buku Why Today’s Super-Connected Kids Are Growing Up Less Rebellious, More Tolerant, Less Happy-and Completely Unprepared for Adulthood-and What That Means for the Rest of Us. Berdasarkan hasil penelitian, Twenge memaparkan sejumlah alasan kurangnya minat Generasi Milenial untuk berkencan.

Sebanyak 11 anak Generasi Milenial menjadi objek survei dan wawancara. Hasilnya diketahui bahwa anak milennial menghabiskan waktu bersama gawai untuk berkomunikasi dengan kawannya daripada harus bertemu langsung dan berinteraksi. Kurang berinteraksi inilah yang mengakibatkan turunnya keinginan mereka untuk berkencan.

Hal sama terungkap berdasarkan hasil survei yang dilakukan Comet kepada 364 karyawan milenial lajang yang belum memiliki anak di Amerika Serikat (AS). Ditemukan bahwa 41 persen dari total responden tersebut akan memutuskan pasangannya untuk mendapatkan promosi pekerjaan yang signifikan.

Keseriusan milenial dalam mengejar karier juga ditunjukkan hasil survei yang menyatakan bahwa milenial jomblo rela menunda berpacaran hingga 11 tahun apabila itu berarti mendapatkan promosi yang signifikan dalam pekerjaan. Selain itu, milenial yang sudah berpacaran juga siap menunda pernikahan hingga tujuh tahun untuk kemajuan karier.

Namun demikian, rela berkorban untuk mengejar karier bukan berarti milenial tidak mau berkompromi demi pasangan. Tercatat, 86 persen responden mengatakan mereka rela pindah ke kota lain apabila pasangannya mendapatkan tawaran pekerjaan yang lebih baik. Bahkan, 59 persen responden menyatakan siap pindah ke negara lain.

Tidak hanya alasan berkarier dan pendidikan, menurut psikolog dari Universitas Tarumanegara, Untung Subroto Dharmawan, milenial memiliki sifat yang idealis dan itu berdampak buruk bagi hubungan. Karena sifat inilah mereka enggan berkencan. Bahkan, mereka yang sudah berkencan pun akhirnya bisa mengakhiri hubungan.

Demikian pula dengan pernikahan. Alih-alih tak ingin kehidupannya terbagi, Generasi Milenial mengurungkan niat untuk sebuah pernikahan. Menikah bukan menjadi prioritas pertama. Ketika sudah puas dengan pencapaian, menikah pun menjadi tujuan selanjutnya.

Saat memasuki jenjang lebih serius seperti pernikahan, Generasi Milenial perlu mengendurkan sifat idealis dan bersikap lebih realistis. Bila tidak, sulit mencari titik temu dari perbedaan pendapat.

“Kebiasaan dari Generasi Milenial adalah idealisme. Ketika sifat idealisme ini lebih dominan maka komunikasi tidak lancar dan ini akan merusak hubungan. Ketika idealis bertemu dengan idealis, maka komunikasi pun tidak lancar,” ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Alasan Milenial Tak Ingin Berkomitmen

Dilansir Boldsky, Generasi Milenial rupanya enggan memiliki komitmen dalam sebuah hubungan asmara. Ada beberapa alasan mengapa kalangan milenial takut berkomitmen dalam hubungan. Apa saja?

1. Memiliki waktu singkat

Remaja modern saat ini cenderung fokus pada karier dan pendidikan sehingga membuat mereka sibuk dengan rutinitas setiap harinya. Jadi, wajar bila mereka tak memiliki waktu yang cukup untuk membina hubungan cinta. Bahkan, hal tersebut membuat mereka memilih untuk menghindari komitmen dalam sebuah hubungan.

2. Takut tuntutan pasangan

Salah satu permasalahan yang banyak dialami remaja saat ini adalah banyaknya tuntutan dari pasangan mereka. Tuntutan ini terkadang dirasa sangat berat untuk dipenuhi, seperti harus mengabari setiap waktu atau harus bertemu usai pulang kerja. Hal ini juga menjadi salah satu faktor mengapa milenial mundur dan tidak mau berkomitmen untuk berpacaran.

3 dari 3 halaman

3. Melihat hubungan teman yang gagal

Sadar atau tidak, teman bisa berpengaruh pada keputusan untuk menjalin sebuah komitmen. Seringnya seseorang mendengar cerita pahit dari teman mereka soal hubungan percintaan bisa menimbulkan ketakutan di kalangan milenial untuk memulai hubungan.

Berambisi dalam karier, kalangan milenial saat ini terlalu ambisius mengejar kesuksesan karier dan menghasilkan banyak uang. Fokus mereka hanya tertuju untuk menjadi kaya dan memperoleh kekuasaan dalam waktu sesingkat mungkin.

Nah, tekanan ini bisa berdampak pada keinginan mereka untuk berkomitmen atau menjalin hubungan. Tidak jarang mereka juga akan menganggap bahwa kegiatan pacaran akan mengganggu waktu kerja mereka saja.

Sumber : www.wormtraders.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini