Sukses

Jumlah Turis Kunjungi RI Capai 1,2 Juta pada Mei 2018

Jumlah turis asing naik 4,55 persen pada Mei 2018 dibanding periode sama tahun lalu yang hanya 1,15 juta kunjungan.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) atau turis ke Indonesia pada Mei 2018 mencapai 1,20, juta kunjungan. Jumlah ini naik 4,55 persen dibanding periode sama tahun lalu yang hanya 1,15 juta kunjungan.

Sementara itu, jika dibandingkan dengan April 2018, jumlah kunjungan turis asing ke Indonesia pada April 2018 turun 7,65 persen

"Jumlah ini terdiri dari atas wisman yang berkunjung melalui pintu masuk udara sebanyak 802,33 ribu kunjungan, pintu masuk laut sebanyak 190,85 ribu kunjungan, dan pintu masuk darat sebanyak 207,14 ribu kunjungan," ujar Kepala BPS, Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta, Senin (2/7/2018).

Suhariyanto mengatakan, secara kumulatif (Januari-Mei 2018) jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 6,17 juta atau naik 11,89 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017 berjumlah 5,51 juta kunjungan.

Jumlah kunjungan secara kumulatif ini terdiri atas wisman yang berkunjung melalui pintu masuk udara sebanyak 3,38 juta kunjungan, pintu masuk laut sebanyak 1,21 juta kunjungan, dan pintu masuk darat sebanyak 1,07 juta kunjungan

Sementara itu, Kecuk menuturkan dari 1,20 juta kunjungan turis ke Indonesia selama Mei 2018 paling banyak berasal dari wilayah Asia (selain ASEAN) sebanyak 368,6 ribu kunjungan (40,46 persen), diikuti wilayah ASEAN sebanyak 398,6 ribu kunjungan (30,70 persen) dan wilayah Eropa sebanyak 151,6 ribu kunjungan (12,62 persen)

"Sementara menurut kebangsaan, kunjungan wisman yang datang ke Indonesia paling banyak berasal dari negara Tiongkok sebanyak 181,5 ribu kunjungan (15,11 persen), Malaysia 180,1 ribu kunjungan (15,00 persen), Timur Leste 142,8 ribu kunjungan (11,89 persen)," kata dia.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Diminati Turis Asing, Kementan Dorong Pengembangan Wisata Agro

Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) tidak hanya menangani aspek produksi (on farm), maupun hulu-hilir dalam pengembangan komoditas hortikultura. Akan tetapi, aspek komersial melalui wisata minat khusus yang dikemas dalam bentuk wisata agro dan wisata edukasi terus dikembangkan di berbagai daerah sentra produksi.

Menurut Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi, salah satu wisata agro dan edukasi berbasis hortikultura ada kawasan wisata puncak Bogor dengan menyajikan wisata agro kebun buah, wisata tanaman hias dan tanam bunga. Di wilayah Lembang Bandung juga banyak berkembang usaha wisata agro. Di Batu Malang ada wisata agro komoditas apel, jeruk dan lainnya. Begitu pun di Sleman ada wisata agro salah pondoh, sayuran, buah organik dan lainnya.

Suwandi menegaskan wisata agro ini menarik pengunjung dalam negeri, juga diminati wisatawan dari berbagai negara. Ini sinergi dengan wisata desa dengan pengenalan produk produk pertanian unggulan lokal di desa desa.

“Banyak turis dari berbagai negara ke Sleman untuk berwisata minat khusus sebagai diversifikasi daru paket paket wisata di Yogyakarta. Mereka datang diantaranya untuk belajar usaha kebun buah organik,” demikian diungkapkan Suwandi di Jakarta, Minggu 1 Juli 2018.

“Wisata agro berbasis hortikultura ini menjadi salah satu upaya edukasi minat generasi muda pada pertanian dan terpenting ajang kontak bisnis serta wadah promosi efektif produk unggulan lokal. Ini sesuai arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk diversifikasi usaha, meningkatkan nilai tambah, pendapatan serta kesejahteraan petani,” kata Suwandi.

Salah satu wisata agro dan edukasi berbasis hortikultura di Yogyakarta, yakni Sabila Farm. Sang pemilik, Muhammad Gunung Soetopo mengatakan saat ini ada 20 anak dari Mercelline Collage, Bulleen - Victoria, Australia, datang untuk belajar tentang usaha kebun buah hortikultura organik.

“Wilayah di sini ternyata sudah sering dikenal di Australia khususnya di Melbourne dan negara bagian Victoria,” katanya.

Pria yang akrab dipanggil Gun Soetopo ini menerangkan AgroEduWisata Sabila Farm dibuat tahun 2005 mengedepankan pemanfaatan lahan marginal yang menyerasikan dengan alam dan tanpa merusak lingkungan. Bahkan melestarikan plasma Nutfah dan mikroba tanah untuk bisa memberikan kehidupan yang harmoni dengan kegiatan manusia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.