Sukses

Samudera Indonesia Bagi-Bagi Dividen Rp 20 per Saham

Samudera Indonesia memutuskan tebar dividen senilai Rp 65 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk Tahun Buku 2017 di The Energy Building, Jakarta, Kamis (28/6/2018). Dalam rapat tersebut diputuskan, pembagian dividen tunai sebesar Rp 20 per lembar saham, atau Rp 65.502.400.000

Dividen tunai itu mencerminkan pay out ratio 50 persen atas laba bersih 2017 yang senilai USD 9,68 juta atau Rp 137,45 miliar.

"Jumlah saham kita (SMDR) saat ini kurang lebih 1,3 miliar lembar saham. Dividen akan dibayarkan mulai tanggal 31 Juli 2018," ungkap Direktur Utama Samudera Indonesia, Masli Mulia usai Paparan Publik.

Masli mengatakan, laba bersih tahun lalu merosot 21 persen dibanding pendapatan tahun sebelumnya yang sebanyak Rp 174,23 miliar. 

Dia menjelaskan, penyebab menurunnya laba bersih pada tahun lalu tersebut salah satunya akibat naiknya harga kebutuhan produksi. Sedangkan, rate harga jual sales revenue menurun.

Namun demikian, Masli menambahkan, revenue atau pendapatan perseroan selama 2017 naik 6,5 persen menjadi Rp 6,1 triliun dibanding tahun sebelumnya, yang sebesar Rp 5,7 triliun.

Terkait investasi ke depan, Masli menegaskan, perseroan tidak membatasinya dalam bentuk uang. Dia menegaskan, menerima berbagai pemikiran, ide, dan inisiatif sebagai bagian dari total investasi.

"Investasi it's not enough just by money. Ide-ide juga harus dipakai supaya bisa menghasilkan. Itu yang kita harapkan dari rekan-rekan di jajaran perseroan, supaya bisa come up agar modal perseroan bisa berkembang lebih baik lagi," tutur Masli. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rupiah Ambruk 14.300 per Dolar AS, IHSG Tumbang 2 Persen

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbang sebesar 2 persen pada penutupan perdagangan saham hari ini (28/6/2018). IHSG masih berkutat di zona merah terseret pelemahan kurs rupiah yang tembus di kisaran 14.300 per dolar Amerika Serikat (AS).

IHSG ditutup anjlok 120,23 poin atau 2,08 persen ke level 5.667,319. Indeks LQ45 tercatat melemah dalam sebesar 2,22 persen ke level 881,021.

Sebanyak 332 saham terkoreksi, 83 saham menguat, dan 94 saham stagnan. Total frekuensi perdagangan saham hari ini mencapai 435.065 kali dengan volume 9,3 miliar saham senilai Rp 8,4 triliun.

Investor melakukan penjualan di seluruh pasar senilai Rp 685,04 miliar. Sementara dolar AS diperdagangkan semakin menguat terhadap rupiah, yakni 14.383.

Seluruh sektor saham merah membara. Pelemahan paling dalam dipimpin sektor saham industri dasar sebesar 4,25 persen, sektor saham konstruksi jatuh sebesar 3,46 persen, dan sektor saham pertambangan tergerus 2,69 persen.

Adapun saham-saham yang berguguran, antara lain saham CSIS merosot tajam 24,73 persen, saham SKYB turun signifikan 24,21 persen, dan saham TRIL kehilangan 19,12 persen.

Sedangkan saham-saham yang mampu mencetak untung saat pelemahan IHSG, yakni saham TNCA menguat tajam 69,33 persen, saham SAFE meroket 34,19 persen, dan saham SWAT mendaki 25 persen.

Pelemahan IHSG merupakan yang tertinggi di bursa regional. Indeks saham Kospi Korea Selatan merosot sebesar 1,19 persen, disusul indeks saham Shanghai turun 0,93 persen, indeks saham Taiwan serta Thailand dengan masing-masing pelemahan 0,44 persen dan 0,33 persen.

Indeks saham Nikkei Jepang susut tipis 0,01 persen. Kondisi ini berbeda dengan indeks saham Hang Seng Hong Kong yang justru menorehkan penguatan 0,50 persen dan indeks saham Strait Times Singapura naik 0,09 persen.

Saham PT Trimuda Nuansa Citra Tbk mencatatkan saham perdana pada Kamis pekan ini dengan kode saham TNCA. Dengan pencatatan saham TNCA membuat 21 perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pada pencatatan perdana, saham perseroan naik 69,33 persen ke posisi Rp 254 per saham. Saham TNCA sempat berada di level tertinggi 254 dan terendah 254. Nilai transaksi hanya Rp 2,9 juta. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini