Sukses

Imbas Kebijakan Trump, Harley Davidson Pindahkan Pabrik ke Luar Negeri

Harley Davidson pindahkan pabrik ke luar negeri untuk hindari tarif dari Uni Eropa.

Liputan6.com, Jakarta - Kebijakan perdagangan di bawah pimpinan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjadi bumerang bagi Harley-Davidson. Perusahaan tersebut mengalihkan sejumlah produksi motor untuk pelanggan Eropa keluar dari AS sehingga menghindari tarif Uni Eropa.

Langkah Harley-Davidson untuk mengalihkan produksinya tersebut dinilai menjadi bukti langsung perselisihan perdagangan antara AS dan negara lain memiliki konsekuensi bagi perusahaan AS. Harley-Davidson mengatakan kehilangan sebanyak USD 100 juta setahun imbas kebijakan Trump tersebut.

"Meningkatnya produksi internasional untuk kurangi beban tarif Uni Eropa bukanlah pilihan perusahaan, tetapi mewakili satu-satunya pilihan yang berkelanjutan," tulis manajemen dalam keterbukaan informasi ke regulator, seperti dikutip dari laman CNN Money, Selasa (26/6/2018).

Sentimen itu mendorong saham Harley-Davidson turun enam persen. Donald Trump pun bereaksi atas langkah Harley Davidson tersebut. Trump mengunggah status dalam akun media sosial Twitter. Dia terkejut kalau Harley-Davidson menjadi pertama mengibarkan bendera putih dari semua perusahaan, ujar dia. "Pajak hanya alasan Harley-bersabar!," tulis dia.

 

<p><strong><em>*Pantau hasil hitung cepat atau <a href="https://www.liputan6.com/quickcount">Quick Count Pilkada 2018</a> untuk wilayah Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Bali dan Sulsel. Ikuti juga Live Streaming Pilkada Serentak 9 Jam Nonstop hanya di <a href="https://www.liputan6.com/">Liputan6.com</a>.</em></strong></p>

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Uni Eropa Kenakan Tarif atas Barang AS

Uni Eropa mulai memberlakukan tarif senilai USD 3,2 miliar terhadap barang-barang AS termasuk sepeda motor, jus jeruk, selai kacang, kapal motor, rokok dan jeans. Langkah tersebut sebagai respons terhadap tarif yang ditetapkan Presiden AS Donald Trump terhadap impor baja dan aluminium dari Eropa.

Untuk sepeda motor, Eropa menaikkan tarif enam persen menjadi 31 persen. Harley-Davidson menyatakan, hal tersebut membuat sepeda motor lebih mahal USD 2.200 untuk diekspor. Perseroan pun tidak menaikkan harga sepeda untuk pelanggan dan pengecer.

"Peningkatan biaya yang luar biasa, jika diteruskan ke diler dan konsumen akan berdampak rugikan langsung terhadap bisnisnya di kawasan itu,” tulis Harley-Davidson.

Perseroan tidak menyatakan apakah ada pekerjaan berisiko. Harley-Davidson yang berbasis di Milwaukee mempekerjakan lebih dari 6.000 orang di seluruh dunia. Sebagian besar sepeda motornya diproduksi di Wisconsin, Pennsylvania dan Missouri.

Juru Bicara Harley-Davidson Michael Pflughoeft menuturkan, perseroan menilai dampak potensial pada pekerjaan.Eropa merupakan pasar penting karena penjualan AS merosot. Pendapatan sepeda Harley-Davidson AS turun 8,5 persen pada tahun lalu.

Akan tetapi hanya turun 0,4 persen di Eropa.Pada Januari, perusahaan akan tutup pabrik di Kansas City, Missouri dan konsolidasikan pabrik perakitan York, Pennsylvania.Harley-Davidson membuka pabrik di India dan Brazil dalam beberapa tahun terakhir. Perseroan membuka pabrik lain di Thailand pada 2018.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.