Sukses

Mengenal Seluk Beluk Direct Listing

Biar rasa penasaranmu terhadap penjualan saham melalui direct listing segera terobati, di sini akan dijabarkan dengan cara yang paling sederhana. Berikut penjelasannya.

Liputan6.com, Jakarta - Sejak Spotify menjual sahamnya, mungkin kamu jadi penasaran apa itu penjualan saham melalui direct listing.

Biar rasa penasaranmu segera terobati, di sini akan dijabarkan dengan cara yang paling sederhana. Seperti dikutip dari Swara Tunaiku, berikut penjelasannya.

Mengenali Direct Listing

Dalam menjual saham, perusahaan bisa memilih dua cara. Pertama, dengan cara tradisional melalui Initial Public Offering (IPO). Cara ini sudah jadi langganan para perusahaan. Kamu harus menggunakan jasa makelar atau underwriters. Underwriters inilah yang akan menentukan harga saham sebelum dilempar ke pasaran.

Underwriters punya banyak pegangan dalam menentukan harga, seperti melihat permintaan dari pasar itu sendiri. Inilah yang disebut dengan bookbuilding. Underwriters bisa menjamin penjualan sesuai dengan permintaan.

Cara kedua adalah dengan direct listing. Di sini kamu menjual saham secara langsung tanpa perantara, seperti yang dilakukan oleh Spotify. Spotify menjual langsung saham yang dimiliki dengan menghapus peran underwriters. Keputusan Spotify ini bisa memukul jatuh IPO. Dengan saham yang dimiliki, mereka pun menjual langsung saham ke pasar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Keuntungan Direct Listing Process (DLP)

Saat ini, sudah banyak perusahaan yang lebih memilih DLP sebagai metode penjualan saham. Hal ini tidak jauh dari keuntungan yang ditawarkan dari DLP, seperti:

1. Bisa Menghemat Pengeluaran

Perusahaan tidak perlu mengeluarkan bujet lebih untuk komisi karena tanpa melewati underwriters. Inilah kenapa banyak perusahaan startup memilih direct listing dalam penjualan sahamnya. Pasalnya, jasa underwriters tidaklah murah. Tarif yang biasa mereka pasang adalah sebesar 2-8 persen.

2. Stabilitas Harga Saham

Perusahaan teknologi membutuhkan metode yang membuat nilai sahamnya tetap stabil karena harga sahamnya bisa turun drastis dalam waktu cepat. Itu sebabnya, pilihan mereka jatuh pada direct listing. Meskipun keuntungan yang diperoleh tidak begitu banyak, tapi mereka tidak harus menanggung risiko harga saham yang sewaktu-waktu turun drastis.

Banyak perusahaan memilih metode ini karena direct listing memberikan jaminan stabilitas harga saham. Saat menjual saham melalui IPO, kamu memang bisa mendapatkan banyak keuntungan dari kenaikan harga saham. Namun, bisa jadi sesudahnya, nilai sahammu bisa turun kapan saja karena harganya yang fluktuatif. Sedangkan jika memakai direct listing, kamu akan mendapatkan investor yang bisa bertahan lama dan enggak hanya mengincar keuntungan yang cepat.

3 dari 3 halaman

Lalu, Siapa Saja Bisa Menjual Sahamnya?

Siapa pun pemilik saham dalam suatu perusahaan bisa menjual sahamnya karena dijual langsung. Baik itu para investor sampai karyawan, kalau memang punya saham di perusahaan, ya bisa saja menjualnya. Tentu kamu bisa menjual sahammu secara fair tanpa ada manipulasi dari underwriters. Dengan cara ini, proses penjualan saham lebih terbuka dan lebih praktis.

Pada dasarnya, selain kemudahan yang ditawarkan, juga ada risikonya. Tidak ada jaminan saham bisa laku dengan harga tinggi, tidak ada promosi, dan tidak ada investor jangka panjang. Semua kembali lagi pada kondisi dan kebutuhan perusahaan. Bisa jadi setelah Spotify mulai memakai direct listing, akan ada banyak perusahaan menengah ke atas menggunakan cara ini juga.

Itu dia penjelasan mengenai direct listing dan alasan perusahaan memilih untuk menjual sahamnya menggunakannya. Bagaimana, cukup mudah dipahami, kan?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini