Sukses

Wall Street Menguat Jelang Pertemuan Trump dan Kim Jong-un

Wall street menguat seiring investor mengamati pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pimpinan Korea Utara Kim Jong-un di Singapura.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat seiring investor mengamati pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pimpinan Korea Utara Kim Jong-un di Singapura.

Investor pun mengabaikan pertemuan kelompok G7 pada akhir pekan lalu. Pada penutupan perdagangan saham Senin (Selasa pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik tipis 5,78 poin atau 0,02 persen ke posisi 25.322,31. Indeks saham S&P 500 mendaki 2,97 poin atau 0,11 persen ke posisi 2.782. Indeks saham Nasdaq bertambah 14,41 poin atau 0,19 persen ke posisi 7.659,93.

Presiden AS Donald Trump mengumumkan penarikan AS dari pertemuan gabungan kelompok G7 menyusul serangkain kicauan di media sosial twitter yang ditujukan kepada Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau usai umumkan tarif pembalasan atas barang-barang yang diimpor.

Pelaku pasar tampaknya mengabaikan negosiasi perdaganan dan melihat puncak bersejarah pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Pertemuan tersebut bersejarah untuk menjembatani perbedaan dan menghindari konfrontasi nuklir di semenanjung Korea.

"Dengan G7 semua orang tahu ada masalah yang masuk ke dalamnya dan mungkin tidak ada yang akan dilakukan. Fokusnya adalah kemungkinan yang baik keluar dari pertemuan di Singapura," ujar Bucky Hellwig, Wakil Presiden Direktur BB&T Wealth Management, seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (12/6/2018).

"Investor berpikir ada peningkatan untuk keamanan internasional, (dan) tampaknya ada keinginan untuk berbicara dari pihak Korea Utara," tambah dia.

Investor di wall street juga mengantisipasi pertemuan tiga bank sentral utama di dunia pada pekan ini yaitu the Federal Reserve, Bank Sentral Eropa dan Bank of Japan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

The Federal Reserve diperkirakan menaikkan suku bunga dari hasil pertemuan dua hari pada Rabu dan Kamis pekan ini. Sementara itu, Bank Sentral Eropa terlihat mundur untuk akhiri era stimulus.

"Dengan kenaikan suku bunga the Federal Reserve, kami akan dekati tingkat inflasi inti. Di sisi lain angka ekonomi tampak hebat," kata Hellwig.

Imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) naik karena Departemen Keuangan AS melihat permintaan kuat ada lelang sebesar USD 54 miliar.

Dari 11 sektor saham utama yang masuk jajaran indeks S&P 500, empat sektor saham melemah antara lain real estate, utilitas, teknologi dan keuangan.

Saham Sempra Energy catatkan penguatan terbesar di indeks saham S&P 500 dengan naik 15,5 persen seiring mendesak tinjauan strategis dan merekomendasikan direktur baru untuk perusahaan.

Selain itu saham Boston Scientific meningkat 7,4 persen usai laporan Wall Street Journal menyebutkan pihaknya menyaingi Stryker Corp yang membuat tawaran untuk mendapatkan pembuat perangkat medis.

Saham AT&T menguat satu persen sehari menjelang keputusan pengadilan mengenai penggabungan yang diusulkan dengan Time Warner Inc. Saham Facebook Inc melonjak 1,3 persen usai analis Keybanc mengatakan, Instagram dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan perusahaan.

Saham UnitedHealth Group Inc naik 1,2 persen, dan berkontribusi besar untuk indeks saham Dow Jones. Volume perdagangan saham di wall street tercatat 6,05 miliar saham dibandingkan rata-rata selama 20 hari perdagangan sekitar 6,62 miliar saham.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.