Sukses

Kekaguman Menko Darmin Melihat Stasiun Bawah Tanah MRT Jakarta

Menko Darmin berdecak kagum melihat proyek stasiun bawah tanah MRT

Liputan6.com, Jakarta - Pada hari pertama cuti bersama Lebaran 2018, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengunjungi proyek Mass Rapit Transit (MRT) rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia (HI). 

Darmin tiba di lokasi, yaitu Stasiun Senayan sekitar pukul 16.00 WIB. Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) itu langsung disambut oleh Direktur Utama PT MRT Jakarta William Syahbandar, dan Deputi Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) Wahyu Utomo.

Usai berkunjung ke stasiun bawah tanah MRT Jakarta, Darmin mengungkapkan kekagumannya. Menurut dia, stasiun tersebut didesain dengan sangat baik dan modern.

"Jadi saya waktu masuk, kesan pertama saya ini didesain dengan baik, dan terasa lapang. Itu yang penting. Bahwa nanti orang kebanyakan sumpek lagi, tapi kesan pertama itu apik, modern, lapang," ujar dia di kawasan Senayan, Jakarta, Senin (11/6/2018).

Selain itu, lanjut Darmin, adanya moda transportasi, seperti MRT juga akan mulai mengubah gaya hidup masyarakat. Dengan jadwal keberangkatan dan sampai stasiun tujuan tepat waktu, maka tidak ada lagi alasan bagi penggunanya untuk terlambat masuk kerja karena terjebak kemacetan.

"Itu berarti kita sudah akan mulai dengan kebiasaan hidup modern, yang jarak 15-20 km dari sini orang bisa memperkirakan, enggak meleset 1 menit pun. Kalau 08.30 menurut jadwal, akan sampai 08.30 WIB. Itu berarti kebiasaan orang mencari rumah, apartemen, itu juga mulai mendekat ke tempat stasiun," jelas dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Langkah Besar RI

Oleh sebab itu, adanya proyek MRT ini merupakan sebuah langkah besar dalam dunia transportasi di Indonesia. Sebab, dengan transportasi, akan mengubah gaya hidup masyarakat di ibukota.

"Orang juga mulai mengenal daerah berdasarkan nama stasiunnya, orang akan lupa wilayah umumnya itu. Jadi menurut saya ini suatu upaya langkah besar yang akan mempengaruhi kebiasaan kita. Yang tadinya terlambat setengah jam dibilang normal. Kalau lebih dari setengah jam baru terlambat. Ke depan tidak begitu. Pelan-pelan akan mempengaruhi orang lain," tandas Darmin. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.