Sukses

Mudik Lebaran, YLKI Minta Fasilitas Rest Area Tol Trans Jawa Diaudit

YLKI meminta pemerintah mengaudit keandalan rest area di sepanjang tol Trans Jawa untuk mengatasi kemacetan mudik Lebaran.

Liputan6.com, Jakarta - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyatakan tersambungnya Tol Trans Jawa akan mengakibatkan peningkatan lalu lintas signifikan di jalan tol. Dengan begitu, sangat mungkin kemacetan di jalan tol akan lebih parah daripada kemacetan mudik Lebaran tahun sebelumnya.

Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan, pemudik akan bereuforia menggunakan jalan tol Trans Jawa sebagai jalur utama, apalagi diberikan diskon tarif tol. Selain meningkatnya trafik jumlah kendaraan, kemacetan lalu lintas di jalan tol dipicu oleh keberadaan rest area atau area peristirahatan.

"Diperlukan management traffic yang lebih cerdas dan kreatif di rest area jalan tol, agar hal itu tidak terjadi," ujar dia dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (20/5/2018).

Oleh sebab itu, YLKI meminta kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Perhubungan, Korlantas Mabes Polri, pengelola jalan tol, dan Dinas Perhubungan setempat untuk mengaudit keandalan rest area jalan tol untuk persiapan mudik Lebaran.

Tulus mengungkapkan, beberapa hal yang perlu diaudit, antara lain‎ soal akses air bersih yang cukup untuk toilet, khususnya toilet umum untuk perempuan. Pastikan tidak ada antrean mengular di toilet perempuan dan karena itu perlu portabel toilet untuk memangkas antrean itu.

"Maksimum antrean di toilet perempuan seharusnya tidak lebih dari lima orang. Antrean panjang itulah yang memicu pemudik menjadi lebih lama berada di rest area," ungkap dia.

Kemudian soal kondisi toilet yang bersih dengan petugas jaga yang jelas. Pastikan juga apakah toilet itu gratis atau membayar.

"Konsumen perlu informasi yang jelas dan konsisten terkait hal itu. Jangan dinyatakan toilet gratis di rest area, tapi petugasnya minta uang kepada konsumen," kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sistem Buka Tutup

Selain itu, lanjut Tulus, jika perlu pengelola tol harus menyediakan musala tambahan. Sebab, selama ini antren panjang bukan hanya di toilet, melainkan juga di musala atau masjid di rest area.

"Hal ini juga menjadi pemicu kepadatan traffic di rest area, dan akhirnya memicu kemacetan," lanjut dia.

Menurut Tulus, pengelola tol juga harus memastikan tidak terjadi antrean panjang saat mengisi BBM di SPBU. Sebab, ekor antrean yang biasanya memicu kemacetan hingga badan jalan tol.

YLKI menyarankan agar dilakukan buka tutup di rest area tertentu. Rest area di jalan tol‎ yang sudah melebihi kapasitas, maka harus ditutup dan dialihkan pada rest area berikutnya, sampai kondisi lalu lintas mencair kembali.

"Pengelola jalan tol juga harus mengontrol harga makanan dan minuman, agar para pemilik warung tidak menjadikan aji mumpung, mengenakan harga pada konsumen seenaknya. Daftar harga harus dicantumkan pada daftar menu," Tulus memungkasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.