Sukses

Usai Bom Surabaya, PLN Perketat Pengamanan Infrastruktur Kelistrikan

Infrastruktur kelistrikan seperti pembangkit listrik dan Gardu Induk merupakan objek vital nasional.

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) bersiaga untuk pengamanan infrastruktur kelistrikan. Langkah ini untuk mengantisipasi gangguan dari faktor luar termasuk ancaman gangguan aksi teroris.

Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat PLN, Haryanto WS mengatakan, PLN sudah menerapkan siaga pengamanan setiap saat walau situasi kemanan sedang dalam kondisi kondusif.

"PLN siaga setiap saat. Ada atau tidak ada ancaman PLN, siap setiap saat," kata Haryanto, saat menghadiri acara peresmian 19 infrastruktur kelistrikan, di Gardu Induk Gandul, Depok, Jawa Barat, Rabu (16/5/2018).

Infrastruktur kelistrikan seperti pembangkit listrik dan Gardu Induk merupakan objek vital nasional. Oleh sebab itu pengamanannya selau berstatus siaga dalam kondisi apa pun.

Tekait dengan kabar keterlibatan karyawan PLN memberikan bantuan modal kepada terduga teroris di Riau, Haryanto belum bisa berkomentar karena belum mendapat kabar tersebut. Namun jika memang terbukti akan ditindak sesuai dengan hukum.

‎"Saya belum mendapat informasi. Kita tunggu saja. Ya kita lakukan sesuai dengan prosedurhukum yang berlaku," tandasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Terduga Teroris

Sebelumnya, dua teroris yang ditangkap Polda Sulsel mengaku rencana aksi mereka dibiayai pegawai PLN Riau yang menjadi donatur. Polisi masih menyelidiki orang yang dimaksud untuk memastikan keterlibatannya.

Kapolda Sumsel, Irjen Pol Zulkarnain Adinegara, mengungkapkan pegawai yang dimaksud bernama Daulay alias Opung, tinggal di Pekanbaru, Riau. Nama tersebut didapatkan dari hasil pemeriksaan intensif terhadap kedua teroris, HH alias AA dan HS alias AA.

"Pengakuan dua terduga teroris itu yang kasih dana Daulay atau Opung, kerjanya di PLN," ungkap Zulkarnain.

Hanya saja, nama yang disebutkan masih dalam penyelidikan. Pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada Polda Riau untuk proses lebih lanjut. "Kita koordinasi dengan Polda Riau, Polresta Pekanbaru, dan Densus di sana," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini