Sukses

Imbal Hasil Obligasi AS Menguat Picu Harga Emas Tertekan

Harga emas tertekan usai data ekonomi AS menguat. Sentimen itu juga dorong imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun melompat.

Liputan6.com, New York - Harga emas tertekan usai data ekonomi Amerika Serikat (AS) menguat. Sentimen itu juga dorong imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun melompat ke level tertinggi dalam tujuh tahun.

Faktor tersebut mendorong harga emas turun ke bawah posisi USD 1.300 yang level terendah dalam setahun. Harga emas membukukan kerugian keenam dalam tujuh sesi seiring laporan-laporan itu menunjukkan penjualan di ritel AS naik pada April.

Hal ini menambah bukti ekonomi melaju usai melambat pada awal 2018.

"Kebanyakan berita positif secara data ekonomi. Semuanya menekan harga emas. Penjualan ritel, jumlah empire state yang baik menambah harapan kenaikan suku bunga pada 2018. Dorong kenaikan suku bunga dalam jangka pendek mendorong dolar AS menguat,"kata Jeff Wright, Wakil Presiden Eksekutif Gold Mining Inc, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Rabu (16/5/2018).

Harga emas untuk pengiriman Juni turun USD 27,90 atau 2,1 persen ke posisi USD 1.290,30 per ounce. Posisi harga emas itu merupakan level terendah sejak akhir Desember.

"Yang penting harga emas di bawah level utama USD 1.300. Penurunan di bawah level itu memicu sejumlah aksi jual berhenti dalam jangka pendek untuk dorong harga masih rendah," kata Analis Kitco Jim Wyckoff.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Sementara itu, indeks dolar AS naik 0,7 persen ke posisi 93,25. Indeks dolar AS naik dalam dua hari berturut-turut. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun mencapai level tertinggi sejak 2011. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun naik 8,9 basis poin menjadi 3,078 persen.

"Secara pribadi saya sangat terkejut harga emas tekanannya tidak banyak. Seiring harga saham dan dolar AS menguat, mengapa emas tidak USD 100 lebih rendah, bahkan dengan ada sentiment pertemuan dua Korea," ujar Jason Rotman.

Di sisi lain, Presiden The Federal Reserve San Francisco, John Williams menuturkan, pihaknya mendukung target the Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga secara bertahap antara tiga hingga empat kali pada 2018.

Di pasar logam lainnya, harga perak susut 2,3 persen menjadi USD 16.229 per ounce. Harga tembaga melemah 1,2 persen menjadi USD 3.056 per pound.

Harga platinum untuk pengiriman Juli menyusut 1,9 persen menjadi USD 897,20 per ounce. Sedangkan palladium tergelincir 1,3 persen menjadi USD 983,20 per ounce.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.