Sukses

Forum Energi Nuklir Dunia ke-10 Berlangsung di Sochi Rusia, Bahas Apa?

Dengan mengusung tema utama Global Partnership- Joint Success, Atomexpo dihadiri perwakilan dari 66 negara.

Liputan6.com, Sochi Forum energi nuklir kembali digelar untuk kesepuluh kalinya di Rusia. Kali ini, acara bertajuk International Forum ATOMEXPO 2018 berlangsung di Sochi, Rusia, pada 14 sampai 16 Mei 2018.

Pada tahun ini, perwakilan dari 66 negara dan lebih dari 40 delegasi nasional turut hadir pada forum ini. Dengan mengusung tema utama Global partnership—joint success.

Direktur Jenderal ROSATOM Corporation Atomic Energy Corporation Aleksei Likhachev pada pembukaan mengatakan, forum Atomexpo menjadi cerminan tumbuhnya industri energi nuklir. "Ini merupakan bagian paling penting dan integral dari pembangkit listrik hijau," kata dia di Sochi, Rusia, seperti dikutip Selasa (15/5/2018).

Dia mengatakan, sesuai tema yang diangkat pada kali ini, yakni kerja sama secara global maka kolaborasi, kerja sama, menjalin hubungan kemitraan jangka panjang memungkinkan semua pihak untuk mengembangkan dan bergerak maju bersama sambil memperkuat landasan pembangkit listrik hijau, yang merupakan bagian integral dari industri nuklir.

Aleksei Likhachev turut memerhatikan bahwa tujuan forum adalah untuk membuat langkah maju yang berani dalam hal pengembangan semua kompetensi nuklir dalam industri nuklir global.

Turut hadir pada acara ini, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional Yukiya Amano, Direktur Jenderal William OECD Nuclear Energy Agency (NEA) D. Magwood IV. Hadir pula Direktur Jenderal World Nuclear Association (WNA) Agneta Rising, Ketua Asosiasi Operator Nuklir Dunia (WANO) Jacques Regaldo serta Ketua Dewan Federasi Komite Federasi Rusia untuk Kebijakan Ekonomi Dmitry Mezentsev.

Sementara Direktur Jenderal IAEA Yukiya Amano mengaku jika ATOMEXPO yang dimainkan Rusia dalam perkembangan industri nuklir dunia berperan penting.

"Saya telah melihat dengan mata saya sendiri bahwa industri Rusia sedang dikembangkan, unit daya baru dan akselerator sedang dibangun. Penting bagi IAEA untuk mendukung pengembangan industri nuklir, terutama upaya para pendatang baru di negara-negara tersebut, dan oleh karena itu kami mendukung forum ini memegang," katanya.

Berbagai hal dibahas dalam forum ini. Seperti format kemitraan dalam lingkup nuklir, masalah lingkungan, munculnya pusat-pusat baru untuk pertumbuhan energi nuklir.

Para peserta diskusi juga akan menyentuh masalah-masalah pengembangan teknologi tinggi dan masalah keamanan teknologi baru. Bahkan, perhatian khusus akan diberikan pada tren pengembangan energi nuklir untuk 10 tahun mendatang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rusia Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Pertama di Turki

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dijadwalkan meresmikan awal dari pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir pertama di Turki. Momen ini disebut-sebut menandai eratnya jalinan hubungan kedua negara.

Putin tiba di Ankara pada Selasa, 3 April 2018. Ini merupakan lawatan perdana pasca-kemenangannya dalam pilpres Rusia pada 18 Maret.

Seperti dikutip dari abc.net.au, Selasa (3/4/2018), kedua pemimpin negara tersebut akan meluncurkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Akkuyu di Provinsi Mersin, yang berbatasan dengan Laut Mediterania.

Proyek senilai US$ 20 miliar itu akan dibangun oleh lembaga energi nuklir Rusia, Rosatom. Perjanjian konstruksi antar kedua negara pertama kali ditandatangani pada 2010.

Turki dan Rusia dinilai telah mengesampingkan persaingan dan perbedaan tradisional mereka pada sejumlah isu regional demi menjalin hubungan yang lebih erat. Hal tersebut tercermin dari intensnya pertemuan Putin dan Erdogan dalam satu tahun terakhir. Keduanya juga kerap berbicara via telepon.

Pada Rabu, 4 April 2018, Presiden Iran Hassan Rouhani akan bergabung bersama Erdogan dan Putin. Ketiganya akan bertemu untuk membahas isu Suriah. Baik Turki, Rusia, maupun Iran dikabarkan mensponsori serangkaian upaya perdamaian untuk mengakhiri konflik di negara pimpin Bashar al-Assad tersebut.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini