Sukses

Cuitan Trump Bawa Bursa Saham Asia Bergerak Campuran

Bursa saham Asia bergerak variatif pada pembukaan perdagangan Senin (14/5/2018)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia bergerak variatif pada pembukaan perdagangan Senin (14/5/2018) karena harga minyak dunia stabil setelah menguat ke level tertinggi dan sentimen lain, seperti meredanya ketegangan AS dan China. 

Dikutip dari CNBC, indeks saham Nikkei Jepang merosot 0,06 persen. Indeks saham Topix dibuka mendatar. Saham perusahaan real estate mengalami kenaikan 2,36 persen, namun saham produsen mobil justru turun.

Sementara indeks saham Kospi Korea Selatan mendaki 0,3 persen meski saham Samsung Electronics tergelincir 0,58 persen. Saham sektor teknologi, keuangan, dan produsen baja mendulang untung, seperti LG Electronics yang mendaki 1,54 persen.

Di tempat lain, indeks saham S&P/ASX 200 Australia naik 0,05 persen ditopang penguatan di saham sektor energi dan material. Namun masih dibebani penurunan saham sektor keuangan.

Sementara itu, harga minyak dunia stabil pada awal pekan ini setelah sempat tergelincir. Namun masih mendekati level tertinggi lebih dari tiga tahun ini.

Harga minyak mentah Brent berjangka diperdagangkan turun 0,08 persen ke posisi USD 77,06 per barel. Sedangkan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) AS turun 0,06 persen di level USD 70,66 per barel.

Investor diperkirakan akan fokus pada langkah Presiden AS, Donald Trump yang pada akhir pekan lalu mengunggah cuitannya akan bekerja dengan Presiden China Xi Jinping supaya produsen perangkat telekomunikasi ZTE bisa melanjutkan bisnis mereka.

Pemerintah AS seperti diketahui telah melarang perusahaan AS memasok perangkat teknologi ke ZTE setelah perusahaan China itu kedapatan melanggar pengiriman secara ilegal ke Iran.

Di pasar uang, indeks dolar terhadap beberapa mata uang utama berada di level 92,486 setelah sebelumnya menyentuh 93,4. Dolar AS terhadap mata uang Yen Jepang 109,28.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bursa Saham Asia Menguat Ikuti Jejak Wall Street

Bursa saham Asia diperdagangkan menguat pada pembukaan hari ini (11/5/2018). Pencapaian tersebut mengekor wall street yang mencatat kenaikan selama enam hari berturut-turut dengan dukungan beberapa sentimen positif.

Dilansir dari CNBC, indeks saham Nikkei Jepang menanjak 0,68 persen dan indeks saham Topix melaju 0,55 persen. Sektor saham material melemah, tetapi berhasil diimbangi kenaikan sektor saham teknologi dan keuangan.

Sementara, indeks saham Kospi Korea Selatan bergerak naik 0,55 persen. Ditopang penguatan signifikan pada saham sektor teknologi dan otomotif, seperti Samsung Electronics yang melesat 0,78 persen.

Melongok indeks saham S&P/ASX 200 Sydney pun menguat tipis 0,25 persen di tengah pelemahan di sektor saham keuangan yang diperdagangkan lebih rendah 0,29 persen.

Sementara itu, bursa saham Malaysia libur menyusul kemenangan Mahathir Mohamad sebagai Perdana Menteri Malaysia baru pada pemilihan umum (pemilu) baru-baru ini.

Penguatan bursa saham Asia pagi ini mengikuti jejak wall street dengan seluruh indeks utama mencetak keuntungan. Faktor pendorongnya yakni data realisasi inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih rendah dari perkiraan.

Inflasi AS naik 0,2 persen pada April 2018 atau lebih rendah dari ekspektasi para ekonom 0,3 persen. Capaian ini meredakan kekhawatiran investor tentang kebijakan pengetatan moneter oleh The Fed.

Pelaku pasar memandang, Bank Sentral AS tidak akan terlalu agresif dalam menaikkan suku bunga acuannya tahun ini.

Kondisi geopolitik di Timur Tengah masih menjadi fokus investor. Harga minyak bergerak mendatar di tengah kekhawatiran investor atas dampak dari sanksi baru AS, yakni ekspor minyak Iran. Presiden AS Donald Trump juga telah menarik diri dari perjanjikan nuklir Iran.

Di komoditas minyak, Analis Bank of America Merrill Lynch memprediksi harga minyak mentah Brent bisa menjulang hingga USD 100 per barel yang dipengaruhi ketegangan geopolitik.

Pada perdagangan Kamis, harga minyak West Texas Intermediate AS naik 0,18 persen ke posisi USD 71,49 per barel. Sedangkan harga minyak mentah Brent berjangka naik 0,05 persen ke posisi USD 77,51 per barel.

Indeks dolar terhadap beberapa mata uang utama tergelincir setelah pengumuman data inflasi. Indeks dolar diperdagangkan 92,720 atau melemah setelah menyentuh level 93,42 pada awal pekan ini. Terhadap mata uang Yen Jepang, dolar AS diperdagangkan 109,51.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.