Sukses

Menhub: Indonesia Masih Kekurangan Pelaut

Terus berkembangnya industri pelayaran menjadikan kebutuhan pelaut setiap tahun terus meningkat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kini Taruna Pelayaran Bisa Belajar Sambil Bekerja di Tengah Laut

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perhubungan melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) terus meningkatkan kapasitas dan kualitas sekolah kedinasan. Salah satunya Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP).

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan saat ini Indonesia masih kekurangan pelaut. Terus berkembangnya industri pelayaran menjadikan kebutuhan pelaut setiap tahun terus meningkat.

"Untuk kuantitasnya (pelaut) saat ini tidak cukup, masih banyak yang membutuhkan. Pelaut itu kebutuhannya tak terhingga, banyak sekali," kata Menhub, Kamis (10/5/2018).

Untuk menambah kapasitas lulusan tenaga perhubungan yang siap bekerja, BPSDM Kemenhub saat ini juga mendidik masyarakat di daerah terpencil dan kurang mampu secara gratis.

Tahun ini, setidaknya ada 100 ribu orang yang dididik secara swadaya di beberapa sekolah kedinasan.

Tidak hanya itu, Menhub juga mengaku terus meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah kedinasan yang dimiliki untuk menghasilkan lulusan yang lebih baik. Salah satunya adalah kewajiban pemakaian Bahasa Inggris dalam pembelajaran.

"Jadi memang Pak Presiden mengeluh bahwa kompetensi pelaut kita itu belum maksimal," tambah Menhub.

Yang terbaru, Menhub telah meluncurkan model pembelajaran jarak jauh yang diterapkan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) di Jakarta.

Ini menjadi model pembelajaran baru untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi pembelajaran. Dengan sistem ini, para Taruna/Taruni STIP bisa tetap belajar sembari bekerja di tengah laut.

"Kita tahu bahwa pendidikan ini harus kita advance dan belajar mandiri itu jadi satu tren dunia. Itu adalah satu cara baru dan dengan itu dia bisa belajar tidak saja di sini," kata Menhub.

Dengan adanya sistem ini, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemenhub juga membuka peluang untuk bisa mengirimkan para taruna/taruni di semester akhir untuk disekolahkan di luar negeri.

Melalui penugasan belajar di luar negeri ini, taruna/taruni diharapkan lebih siap dalam merambah dunia kerja. Tidak hanya itu, kualitas taruna/taruni yang bersangkutan juga akan lebih baik.

"Jadi mereka jika lulus memiliki kualitas sangat baik. Karena mereka bisa tetap belajar namun juga bisa mendapatkan penghasilan," tambahnya.

3 dari 3 halaman

Sekolah Pelayaran Jarak Jauh

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meluncurkan model pembelajaran jarak jauh yang diterapkan pada Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) di Jakarta.

Ini menjadi model pembelajaran baru untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi pembelajaran. Dengan sistem ini, para Taruna/Taruni STIP bisa tetap belajar sembari bekerja di tengah laut.

"Kita tahu bahwa pendidikan ini harus kita advance dan belajar mandiri itu jadi satu tren dunia. Itu adalah satu cara baru dan dengan itu dia bisa belajar tidak saja di sini," kata Menhub di STIP Jakarta, Rabu (9/5/2018).

Dengan adanya sistem ini, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemenhub juga membuka peluang untuk bisa mengirimkan para taruna/taruni di semester akhir untuk disekolahkan di luar negeri.

Melalui penugasan belajar di luar negeri ini diharapkan lebih siap dalam merambah dunia kerja. Tidak hanya itu, kualitas taruna/taruni yang bersangkutan juga akan lebih baik.

"Jadi mereka jika lulus memiliki kualitas sangat baik. Karena mereka bisa tetap belajar namum juga bisa mendapatkan penghasilan," tambahnya.

Tidak hanya itu, untuk meningkatkan sistem pembelajaran, BPSDM Kemenhub tengah merencanakan untuk bekerja sama dengan Universitas Terbuka (UT).

Kerja sama dengan UT ini nantinya dalam rangka penerapan sistem pembelajaran jarak jauh yang diterapkan di sekolah-sekolah di bawah BPSDM Kemenhub. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini