Sukses

PLN Catatkan Rugi Rp 6 Triliun di Kuartal Pertama 2018

Pendorong kerugian PLN karena beban pajak yang juga cukup tinggi yaitu Rp 4,53 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (persero) mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 6,49 triliun pada kuartal pertama 2018. Angka ini berkebalikan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencetak laba Rp 510 miliar.

Dikutip dari laporan keuangan PLN, Rabu (9/5/2018), rugi PLN lebih disebabkan selisih kurs yang mencapai Rp 4,28 triliun pada Maret 2018. Angka ini berkebalikan dengan priode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat untung kurs Rp 234 miliar.

Selain itu, pendorong kerugian perseroan juga karena beban pajak yang juga cukup tinggi yaitu Rp 4,53 triliun, naik dua kali lipat jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp 2,32 triliun.

Jika dilihat, sebenarnya pendapatan usaha perseroan mengalami kenaikan. Penjualan tenaga listrik tercatat Rp 62,91 triliun pada Maret 2018, naik dari Rp 57 triliun pada Maret 2017.

Sedangkan pendapatan dari penyambungan listrik juga naik tipis menjadi Rp 1,77 triliun dari Rp 1,61 triliun.

Untuk beban usaha PLN mengalami kenaikan kurang lebih Rp 10 triliun menjadi Rp Rp 70,35 triliun dari Rp 60,63 triliun.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

BMKG Dapat Pasokan Listrik 3,4 Juta VA dari PLN

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendapatkan pasokan listrik sebesar 3.465.000 VA melalui layanan premium dari PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya). Ketersediaan pasokan listrik ini diharapkan menjadi penunjang kegiatan yang dilakukan oleh instansi pemantau cuaca tersebut.

‎Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, ketersediaan energi daya listrik yang stabil sangat diperlukan dalam penelitian dan pemantauan yang dilakukan BMKG.

Dengan demikian, BMKG bisa memberikan informasi yang akurat tentang cuaca, iklim, pergerakan bumi, serta informasi lainnya terkait meteorologi, klimatologi dan geofisika.

"Untuk itu dalam mendukung kinerja kami, maka kami melakukan pemasangan listrik layanan premium berdaya listrik sebesar 3.465.000 VA," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (2/5/2018).

Dwikorita menyatakan, selama ini BMKG memang memiliki ‎kebutuhan listrik yang berdaya tinggi. Oleh sebab itu, layanan listrik premium seperti ini sangat dibutuhkan untuk menjamin pasokan listrik bagi BMKG.

"Ini agar tidak terputus karena padam lampu yang dikhawatirkan dapat terjadi suatu waktu. Ke depannya, kami berharap dapat meningkatkan kerja sama lainnya dengan PLN maupun lembaga atau institusi lainnya," kata dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini