Sukses

Wall Street Tergelincir Imbas Harga Minyak Reli

Wall street melemah didorong sektor saham perawatan kesehatan yang tertekan dan harga minyak menguat timbulkan kekhawatiran investor terhadap biaya perusahaan.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada awal pekan ini. Hal itu didorong sektor saham perawatan kesehatan yang tergelincir. Ditambah investor khawatir terhadap kenaikan biaya perusahaan seiring harga minyak yang menguat.

Pada penutupan perdagangan saham Senin (Selasa pagi WIB), indeks saham Dow Jones turun 148,04 poin atau 0,61 persen ke posisi24.163,15. Indeks saham S&P 500 merosot 21,86 poin atau 0,82 persen ke posisi 2.648,05. Indeks saham Nasdaq tergelincir 53,53 poinatau 0,75 persen ke posisi 7.066,27.

Meski tertekan pada awal pekan ini, wall street cenderung menguat sepanjang April 2018. Indeks saham S&P 500 naik 0,27 persen,indeks saham Dow Jones bertambah 0,25 persen dan indeks saham Nasdaq naik 0,04 persen.

Sektor saham perawatan kesehatan menekan laju wall street. Sektor saham perawatan kesehatan tergelincir 1,6 persen, dan bebani S&P 500. Saham Allergan Plc dan Celgene Corp memimpin pelemahan sektor saham perawatan kesehatan.

Selain itu, sejumlah investor juga menilai kalau kinerja keuangan perusahaan yang menguat tak cukup untuk mendorong wall street berada di zona positif.

"Kinerja keuangan perusahaan sudah diantisipasi. Saat ini tak ada alasan untuk beli," ujar Direktur Per Stirling Capital Management,Robert Phipps, seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (1/5/2018).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Harga minyak yang menguat juga jadi fokus pelaku pasar. Harga minyak reli usai Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuturkan, Iran berbohog soal senjata nuklir usai menandatangani kesepakatan pada 2015.

Oleh karena itu, meski kinerja keuangan perusahaan menguat sepanjang kuartal I 2018, kenaikan harga komoditas kemungkinandapat menekan marjin keuntungan di masa mendatang.

Kemungkinan pengecualian sementara untuk tarif baja dan aluminium yang akan berakhir untuk sejumlah sekutu AS juga bebaniwall street. Tanpa perpanjangan dari Presiden AS Donald Trump, pengecualian akan berakhir pada Selasa pekan ini.

"Ini mungkin yang paling negatif berita pada pekan ini. Hal itu tidak akan dilihat dengan baik oleh pasar," ujar StephenMassocca, Wakil Presiden Direktur Wedbush Securities.

Pada awal perdagangan, wall street sempat ditopang data ekonomi antara lain pendapatan dan belanja yang akan dukung inflasi.Pendapatan pribadi warga AS naik 0,3 persen pada Maret 2018. Angka ini masih rendah dari perkiraan sekitar 0,4 persen.Sementara itu, pertumbuhan konsumsi pribadi mencapai 0,3 persen.

Saham McDonald's Corp naik 5,8 persen usai pendapatan perseroan melebihi prediksi analis. Sementara itu, saham Allergan turun5,2 persen usai bos perusahaan mengatakan akan mengubah fundamental strategi bisnis perusahaan. Saham Celgene merosot 4,5 persen.

Selain itu, saham Sprint susut 13,7 persen dan saham T-Mobile melemah 6,2 persen. Hal itu didorong kekhawatiran investorterhadap rencana merger perusahaan akan hadapi tantangan regulator. Saham Arconic Inc pun susut 20,6 persen.

Volume perdagangan saham di wall street tercatat 6,81 miliar saham. Angka ini di atas rata-rata perdagangan saham sekitar 6,57 miliar saham.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.