Sukses

Nilai Tukar Rupiah Tembus Rp 13.800, Ini Tanggapan BI

BI akan tetap menjaga nilai tukar tetap terkendali dengan terus memantau pasar sehingga tidak akan menimbulkan banyak ekspektasi.

Liputan6.com, Lombok - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak melemah di level Rp 13.799 hingga mencapai Rp 13.785 per USD. Bank Indonesia (BI) menilai melemahnya kurs Rupiah tersebut masih berada dalam batas wajar.

Kepala Grup Asesmen Ekonomi BI, Firman Mochtar mengatakan pihaknya akan terus memantau pergerakan nilai tukar Rupiah agar bisa menciptakan kepastian pasar.

"Kurs ini kan harga dari devisa ya, ekspor impor, valuta asing harganya adalah kurs, kalau dia berfluktuasi, dia akan menciptakan ketidakpastian. Orang akan susah melakukan perencanaan. Kita berupaya untuk meminimalisasi ketidakpastian ini," kata Firman dalam acara pelatihan wartawan BI, di Lombok, Minggu (22/4/2018).

Dia mengatakan, BI akan tetap menjaga nilai tukar tetap terkendali dengan terus memantau pasar sehingga tidak akan menimbulkan banyak ekspektasi.

"Kita selalu ada di pasar, jadi kurs stabil. Jadi tetap menjaga stabilitas ekonomi. Peran cadangan devisa ini sangat penting. Kita manfaatkan ini tetap terjaga," ujarnya.

Posisi cadangan devisa Indonesia hingga akhir Maret 2018 tercatat sebesar USD 126 miliar, setara dengan pembiayaan 7,9 bulan impor atau 7,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Angka tersebut berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Nilai Tukar Rupiah

Mengutip data Bloomberg, nilai tukar Rupiah semakin bergerak melemah usai pembukaan menyentuh level Rp 13.820 per USD 1, tetapi sempat menguat di level Rp 13.807 per USD. Lalu kembali melemah dan saat ini berada di level Rp 13.819 per USD.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo mengakui bahwa nilai tukar Rupiah sempat melemah pada Maret 2018. Namun, Rupiah kemudian bergerak stabil pada paruh pertama April 2018.

Menurut Dody, pada Maret 2018, secara rata-rata harian Rupiah terdepresiasi 1,13 persen. Tekanan terhadap Rupiah terutama disebabkan oleh perbaikan indikator ekonomi AS yang diikuti ekspektasi pasar akan kenaikan suku bunga FFR yang lebih agresif, serta risiko berlanjutnya perang dagang AS-China.

"Hal tersebut mendorong pembalikan modal asing dan tekanan depresiasi nilai tukar pada berbagai mata uang dunia, termasuk Indonesia," kata Dody, pekan lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini