Sukses

Ini Penyebab Laptop Buatan China Rajai Pasar RI

Laptop buatan China laris manis diserbu masyarakat Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Laptop asal China saat ini tengah merajai pasar Indonesia. Komputer jinjing ini bersaing dengan merek-merek ternama pabrikan Amerika Serikat, Jepang, dan negara lain. 

Berdasarkan pantauan merdeka.com di Pusat Grosir Cililitan (PGC), Jakarta Timur, sebagian besar laptop yang beredar bertuliskan Made In China di bawahnya.

Epen, salah satu pegawai toko laptop di PGC, mengatakan laptop pabrikan China lebih laris dibanding merek lainnya.

"Harganya kan lebih murah dengan kualitas tidak jauh berbeda," kata Epen saat berbincang dengan Merdeka.com, seperti ditulis Rabu (18/4/2018). 

Dia lebih jauh menuturkan, hampir semua laptop yang ada di Indonesia merupakan pabrikan China, tak terkecuali telepon genggam atau ponsel.

"Hampir semua yang di Indonesia made in China. Handphone juga gitu," ujarnya.

Epen mengaku tidak mengetahui persis kenapa hal tersebut bisa terjadi. Dirinya hanya menebak barangkali dari sisi pengeluaran jauh lebih hemat.

"Biar biaya produksi dan pajaknya lebih murah kayaknya. Jarang ada barang di Indonesia made in Amerika, kecuali oleh-oleh."

Epen mengungkapkan, saat ini laptop maupun netbook yang paling sering ditanyakan dan diburu oleh pembeli adalah keluaran Lenovo, Asus, dan beberapa merek lainnya. Pembeli juga memilih laptop, selain berdasarkan harga, juga kebutuhan.

"Kalau buat ngetik doang yang biasa-biasa juga kan bisa. Kecuali buat yang suka main game agak beda kan spesifikasinya harus yang bagus," terangnya. 

Made Pratama, salah satu pembeli yang ditemui saat itu, mengaku pasti akan memilih harga yang lebih murah. Menurutnya, laptop pabrikan China meski harganya lebih murah, namun kemampuannya tetap sama dengan rakitan negara lainnya

"Lebih murah (laptop dari China), spec (spesifikasi) sama ya. Jelas pilih yang murah," ujarnya.

 

 

Reporter : Yayu Agustini Rahayu Achmud

Sumber : Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Data BPS

Maraknya laptop buatan China didukung oleh data Badan Pusat Statistik yang menyebutkan total nilai impor nonmigas dari 13 negara selama Maret 2018 sebesar US$ 9.817,4 juta atau naik US$ 129,3 juta (1,33 persen) dibanding Februari 2018.

Kondisi tersebut disebabkan oleh naiknya nilai impor beberapa negara utama seperti Jepang US$ 243,4 juta (17,84 persen), Amerika Serikat US$154,5 juta (25,02 persen), dan Malaysia US$ 101,5 juta (23 persen).

Sementara jika dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, impor Januari-Maret 2018 dari 13 negara utama meningkat 23,68 persen (US$ 5.727,8 juta). Peningkatan ini terutama disumbang oleh Tiongkok US$ 2.472,6 juta (32,15 persen), Jepang US$ 923,0 juta (27,05 persen), dan Singapura US$ 627,8 juta (34,75 persen).

"Impor China itu banyak laptop dan notebook dari China. Itu salah satu yang utama. Sementara dari Thailand adalah raw sugar," kata Kepala BPS, Suhariyanto. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.