Sukses

Sandiaga Harap Kehadiran LRT dan MRT Kurangi Macet di Jakarta

Wagub DKI Jakarta Sandiaga Uno menuturkan, kemacetan timbulkan ketidakefisienan ekonomi hingga Rp 100 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno berusaha mengatasi kemacetan yang terjadi di DKI Jakarta dan Jabodetabek. Dia menilai, kemacetan menimbulkan ketidakefisienan ekonomi hingga Rp 100 triliun per tahun.

"Kemacetan ini secara total tiap tahun menimbulkan ketidakefisienan dari pada ekonomi kita mencapai Rp 100 triliun per tahun di DKI dan Jabodetabek,” ujar Sandiaga di kawasan Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (14/4/2018).

Sandiaga menuturkan, ketidakefisienan ekonomi bisa diatasi dengan perubahan gaya hidup masyarakat DKI dan Jabodetabek, yakni dengan membiasakan diri menggunakan moda transportasi umum.

Sandiaga Uno berharap, kehadiran light rail transit (LRT) dan mass rapid transit (MRT) yang akan segera dioperasikan bisa mengubah gaya hidup masyarakat DKI Jakarta dan Jabodetabek.

"Hari Jumat kemarin kami menerima rangkaian pertama dari LRT, dan saya meninjau sendiri. Kami harap dengan adanya MRT pada Maret 2019, LRT mulai dari Juni-Juli 2018 ini semakin banyak masyarakat yang menggunakan transportasi berbasis rel dan mengurangi kemacetan,” kata dia.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mimpi Menhub Jadikan LRT Alat Transportasi Masa Depan

Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi berharap dengan ada LRT di Palembang bisa menjadi gaya hidup masyarakat. Dia yakin dengan mengarahkan masyarakat ke moda transportasi massal maka bisa mengurangi kemacetan.

"Karena ini lifestyle (gaya hidup) butuh kesadaran bahwa LRT itu angkutan masa depan. Warga Palembang beruntung bisa mendapatkan LRT sebelum kemacetan itu begitu banyak," kata Budi ketika mengunjungi proyek LRT di Palembang, seperti ditulis Senin 11 Desember 2017.

Untuk itu, Menhub Budi melanjutkan, dibutuhkan sosialisasi mengenai penggunaan angkutan massal seperti LRT ini. "Jadi dengan sosialisasi tumbuh pola masyarakat menggunakan LRT dan mengurangi penggunaan mobil kecil dan kendaraan roda dua. Lifestlye ini harus disampaikan kepada masyarakat," kata Budi.

Agar diterima masyarakat, Budi juga akan menyediakan transportasi penghubung yang terintegrasi dengan LRT.

"Jadi nanti ada feeder, maka pergerakan masyarakat lebih efisien," ujar Budi.

Tak hanya itu, Budi juga menjanjikan supaya tarif LRT ini tidak membebani masyarakat. Meski belum diputuskan, dia berharap tarif tersebut bisa sekitar Rp 5 ribu.

"Tarif nanti akan kita share ke publik bagaimana cara menetapkan tarif. Mungkin nanti disubsidi. Yang jelas tarif yang relatif sama dengan angkutan kota, 5 ribu," Budi mengungkapkan.

Namun, seberapa canggih LRT ini? Berdasarkam informasi yang diperoleh Liputan6.com, LRT mampu membelah kemacetan yang ada di kota Palembang sehingga dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II ke Stadion Jakabaring yang berjarak 23 kilometer bisa ditempuh hanya dalam waktu sekitar Rp 30 menit.

Sementara, jika ditempuh dengan mobil atau angkutan umum di tengah kondisi jalan padat, waktu yang dibutuhkan mencapai 1 jam 30 menit.

Nantinya, LRT akan beroperasi dari pukul 05.00 WIB sampai pukul 23.00 WIB. Jika ketinggalan kereta LRT, jangan khawatir karena dalam 10 menit kereta LRT akan kembali datang di stasiun bandara.

Kapasitas muat LRT ini setara 65 mobil berkapasitas tujuh orang atau sekitar 459 orang. Pada tahap awal akan didatangkan 3 kereta LRT yang setiap kereta terdiri dari 3 wagon.

Ketika pagelaran Asian Games berlangsung akan beroperasi 8 kereta LRT. Namun, Budi belum memastikan apakah LRT itu hanya akan digunakan bagi atlet dan panitia atau sudah bisa digunakan masyarakat umum.

"Ketika Asian games, harusnya bisa digunakan masyarakat. Makanya butuh koordinasi berapa atlet yang akan datang. Kalau sedikit sekali (atlet yang datang) kan useless, jadi biar yang berpesta atlet dan masyarakat," Budi menandaskan.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.