Sukses

Bank Dunia Prediksi Investasi RI Tumbuh Usai Pemilu

Namun perhelatan pesta demokrasi pada 2018 dan 2019 bakal berdampak pada tertahannya pertumbuhan investasi.

Liputan6.com, Jakarta Bank Dunia memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini berada di kisaran 5,3 persen. Proyeksi ini sejalan dengan pemulihan ekonomi global dan kuatnya permintaan domestik.

Dari sisi investasi, Senior Economist World Bank, Derek Chen menyampaikan, perhelatan pesta demokrasi pada 2018 dan 2019 bakal berdampak pada tertahannya pertumbuhan investasi.

Investor, menurut Chen, tentu akan menunggu hasil yang diperoleh dari proses suksesi politik tersebut, sebagai bahan pertimbangan dalam menanamkan modalnya. Sebab itu investasi diprediksi akan kembali menggeliat paska pemilu.

"Setelah pemilu, investasi dapat naik, karena ketidakpastian politik berkurang. Sekarang, investor mungkin menunggu, untuk melihat apa yang terjadi di 2018 dan 2019," ujar dia di Kantor Bank Dunia, Jakarta, Kamis (12/4/2018).

Lebih jauh, ia menjelaskan proses semacam ini adalah hal yang lumrah terjadi di negara-negara yang melakukan perhelatan pemilu.

"Dan ini bukan hanya berlaku untuk Indonesia saja, melainkan juga negara-negara lain, setelah mereka melewati pemilu, itu siklusnya," tandas dia.

Reporter: Wilfridus Setu Umbu

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bank Dunia Ungkap Peluang dan Tantangan Ekonomi RI

Pemerintah Indonesia telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 35/2018 terkait kemudahan fasilitas pembebasan pajak (tax holiday) bagi para investor. Bank Dunia menilai aturan ini merupakan hal yang baik bagi iklim investasi Indonesia ke depannya.

Senior Economist World Bank untuk Indonesia, Derek Chan menyebutkan pembebasan pajak (tax holiday) tersebut akan membantu pertumbuhan investasi di Indonesia.

Namun, masih ada beberapa hal yang dinilai masih harus menjadi perhatian pemerintah Indonesia.

"Tax holiday tentu akan berperan besar dalam hal ini (investasi). Namun kita perlu masih mempertimbangkan aspek-aspek lain yang perlu kita khawatirkan," ujar dia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (12/4/2018).

Ia menuturkan hal tersebut seperti sektor infrastruktur, kondisi permintaan pasar, dan juga situasi bisnis di indonesia saat ini.

"Hal-hal lain yang kita perlu khawatirkan antara lain infrastruktur, bagaimana kondisi permintaan, harga untuk melakukan bisnis di Indonesia, jadi kita perlu melihat gambarannya secara utuh. Namun tax holiday tentu membantu Indonesia," ujarnya.

Selain itu, ia juga mengungkapkan sektor komoditas impor dalam negeri berperan besar dalam menjaga serta menciptakan kondisi investasi di Indonesia.

"Apakah ketika impor sesuatu ini mudah, cepat, atau terlambat atau hal-hal transportasi lain di Indonesia. Kita perlu melihat kebijakan fiskal, apakah hal tersebut baik bagi pemerintah dalam hal pendapatan, hukum, jadi banyak aspek dalam hal ini," tutur dia.

Tonton Video Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.