Sukses

Menteri Jonan Selidiki Biang Kerok Tumpahan Minyak di Teluk Balikpapan

Menteri ESDM Ignasius Jonan sedang mengkaji penyebab patahnya pipa yang mengakibatkan tumpahan minyak di Balikpapan.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyoroti sisi standar keselamatan dan keamanan infrastruktur pipa minyak yang pata‎h, sehingga membuat tumpahan minyak di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, telah berkoordinasi mengenai pembagian tugas dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), terkait penanganan tumpahan minyak akibat patahnya pipa.

Instansinya menyoroti keamanan infrastruktur pipa yang mengalirkan minyak dari Terminal Penyimpanan Lawe-Lawe ke Kilang Balikpapan Kalimantan Timur tersebut.

"Saya coba cari urusan di Kementerian ESDM apa, itu kan masalah safety," kata Ignasius Jonan, di Kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (10/4/2019).

Jonan melanjutkan, untuk menetapkan solusi agar peristiwa tumpahan minyak di Teluk Balikpapan akibat pipa patah tidak terulang, saat ini sedang dikaji penyebabnya.

"Sebenarnya salahnya di mana sampai ada tumpahan apakah pipanya putus terus ditanya karena apa, apakah karena ada pergerakan sesuatu, saya enggak tau," paparnya.

Jonan juga menginginkan, KLHK menerapkan Undang-Undang Lingkungan Hidup‎. Pasalnya, akibat tumpahan minyak membawa dampak fatal pada pencemaran lingkungan, bahkan telah menelan korban jiwa atas peristiwa tersebut.

‎"Ini Kementerian LHK yang harus pro aktif menurut saya karena paling kurang ada pencemaran lingkungan hidup dan menghilangkan nyawa orang loh," tandasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pertamina Perkirakan 40 Ribu Barel Minyak Tumpah di Teluk Balikpapan

PT Pertamina (Persero) memperkirakan, tumpahan minyak mentah‎ akibat kebocoran pipa di Teluk Balikpapan Kalimantan Timur mencapai 40 ribu barel. Kebocoran pipa tersebut saat ini sudah ditangani perusahaan. 

Direktur Pengolahan Pertamina Toharso mengatakan, pipa yang bocor itu memasok minyak mentah dari terminal penyimpanan Lawe-Lawe ke fasilitas pengolahan minyak (kilang) Balikpapan. Perkiraan minyak yang tumpah dari pipa bocor tersebut mencapai 40 ribu barel.

"Volume tumpahan belum dihitung secara detail. Tapi indikasinya sekitar 40 ribu barel, kurang lebih. Detailnya nanti tunggu investigasi," kata Toharso di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (10/4/2018).

Dia mengungkapkan, Pertamina telah menerapkan tanggap darurat ‎dalam menangani tumpahan minyak di Balikpapan akibat kebocoran pipa. Dengan menghentikan pasokan minyak yang mengalir melalui pipa, setelah 8 jam diketahui sumber kebocorannya.

"Tanggal 31 Maret (kejadian). Tapi bukan berarti ditemukan (pipa) hari Selasa, minyak masih ngocor. Jangan salah. Begitu kejadian, jam 8 pagi pipanya di stop," tuturnya.

Toharso melanjutkan, pipa yang bocor terputus sepanjang 30 sentimeter (cm), kemudian terseret hingga 120 meter dari posisi awal. Dia mengklaim, meski telah berusia 20 tahun, pipa masih layak digunakan dan inspeksi rutin dilakukan setiap tiga tahun.

"Usia pipa itu kurang lebih 20 tahun, tapi bukan berarti 20 tahun itu diganti. Usia pipa bisa lebih dari 20 tahun, yang penting tiap 3 tahun disertifikasi, disurvei. Terakhir disurvei itu 2016, dia berlaku tiga tahun. Nanti 2019 harus disertifikasi lagi," paparnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.