Sukses

Perang Dagang AS-China Bakal Pukul Industri RI

Kadin menilai, kebijakan proteksi yang diterapkan AS akan membuat China cari pasar lain.

Liputan6.com, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan China akan memukul industri Indonesia. Sebab akibat perang dagang ini, produk-produk China akan membanjiri Indonesia.

Wakil Ketua Kadin Indonesia Bidang Perindustrian, Johnny Darmawan mengatakan, saat ini AS merupakan salah satu pasar yang besar bagi produk-produk China.

Dengan kebijakan proteksi yang diterapkan AS, mau tidak mau produk-produk asal Negeri Tirai Bambu tersebut akan mencari pasar lain, salah satu ke Indonesia.

"Ini dampaknya, karena China masih ekspor ke sana (AS), dia tidak bisa menahan atau menurunkan produksi, pasti dia akan cari negara lain untuk ekspor, salah satunya ke Indonesia," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Jumat (6/4/2018).

Dia mengungkapkan, harga produk yang relatif lebih murah, maka yang diuntungkan adalah konsumen Indonesia. Namun bagi industri, untuk produk-produk yang sama akan sulit untuk bersaing.

"Harga-harga produk China murah sekali dan dia berani dumping karena volumenya besar. Kalau buat konsumen, ini enak karena bisa beli barang dengan harga murah. Tapi bagi industri yang memproduksi barang yang sama, itu bisa mati, IKM terutama," kata dia.

Oleh sebab itu, lanjut Johnny, pemerintah harus segera mencari solusi untuk mengantisipasi perang dagang AS dan China. Dengan demikian, produk lokal bisa tetap bersaing dan bisa menyelamatkan industri di dalam negeri.

"Bagaimana pemerintah menyikapi itu, karena nanti produsen lokal akan kerepotan," ujar dia.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

China Umumkan Tarif Produk AS

Sebelumnya,  China mengumumkan pengenaan tarif buat 106 produk asal Amerika Serikat (AS). Langkah tersebut dapat meningkatkan kekhawatiran global terhadap perang dagang antara AS dan China.

Adapun kapan pengenaan tarif itu diberlakukan belum diumumkan. Kementerian Perdagangan China mengatakan, pengenaan tarif itu dirancang untuk pengenaan tarif produk AS hingga USD 50 miliar setiap tahun.

Pengenaan tarif hingga 25 persen atas impor barang AS itu termasuk kedelai, mobil, dan wiski. Langkah dilakukan China itu kurang dari 24 jam usai Presiden AS Donald Trump mengumumkan daftar barang impor China kena tarif.

Trump mengusulkan sejumlah sektor yang produk kena tarif antara lain robot, teknologi informasi, komunikasi dan penerbangan.

Pertikaian perdagangan antara AS dan China ini mengguncang investor dan memicu kekhawatiran pasar kalau perselisihan itu dapat memicu perang dagang lebih besar. Potensi perang dagang tersebut pun dinilai menjadi perhatian pelaku pasar.

“Saya pikir itu pertarungan di sektor perdagangan. Saya pikir kecemasan pasar mencerminkan hal itu dapat meningkat menjadi perang dagang,” ujar Kepala Riset Goldmand Sachs, Peter Oppenheimer seperti dikutip dari laman CNBC, Kamis 5 April 2018.

Pengumuman China tersebut mendorong bursa saham Eropa melanjutkan tekanan. Sedangkan bursa saham AS cenderung menguat di tengah kekhawatiran perang dagang/

Di pasar uang, yuan China juga melemah terhadap dolar AS dalam dua minggu. Mata uang China turun 0,4 persen terhadap dolar AS.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.