Sukses

Pertalite Naik, BI Imbau Pedagang Tak Gegabah Ikut Naikkan Barang

Kenaikan BBM jenis Pertalite dikhawatirkan berimbas kepada naiknya harga bahan pokok dan jasa di Cirebon

Liputan6.com, Cirebon - Kenaikan harga BBM jenis pertalite diprediksi akan berimbas kepada kenaikan kebutuhan lain termasuk di Pantura Cirebon Jawa Barat.

Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPW BI) Cirebon mengimbau para pedagang di pantura Jawa Barat agar tidak memanfaatkan momen. Terutama menaikkan harga di tengah kenaikan harga BBM jenis pertalite ini.

"Pertalite di Indonesia termasuk Cirebon mayoritas digunakan oleh kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat," kata Kepala KPw BI Cirebon Abdul Madjid Ikram kepada wartawan, Senin (26/3/2018).

Menurut dia, kenaikan harga pertalite tidak terlepas dari kondisi harga minyak dunia yang mengalami kenaikan. Kondisi tersebut, otomatis berdampak terhadap harga pertalite di Indonesia.

Selain itu, BBM Jenis Pertalite tidak termasuk bahan bakar kendaraan bermotor yang disubsidi pemerintah. Oleh karena itu, dia meminta pedagang untuk tidak latah atau sembarangan menaikkan harga barang dagangan dan jasa.

"Seperti kita ketahui Cirebon bukan cuma rujukan wisata untuk kuliner saja tapi mengenai jasa juga berpotensi," kata Madjid.

Namun demikian, jika pedagang harus menaikkan harga barang dan jasa mereka di Cirebon. Harus dihitung terlebih dahulu ongkos transportasi yang dikeluarkan.

Dengan syarat, kendaraan operasional tersebut benar menggunakan bahan bakar pertalite. Madjid mengatakan, sebagian besar pedagang barang dan jasa di Pantura Cirebon ini menggunakan kendaraan berbahan bakar diesel.

"Kenaikan pertalite akan berdampak pada shifting harga untuk kendaraan pribadi. Misal satu kendaraan pribadi biasanya membeli 10 liter pertalite per hari jadi tidak ada dampaknya kepada pedagang barang dan jasa ya," ujar dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Monitor Pasar

Dia mengatakan, jika pedagang memaksakan diri naikkan harga, maka dampaknya akan kekurangan daya beli terhadap konsumen.

"Saya berpesan kalau mau naikkan harga harus proporsional hitungannya karena imbasnya ke pedagang sendiri," ujar Madjid.

Pada kesempatan tersebut, BI Cirebon akan terus meninjau dan memantau kondisi pasar usai penetapan kenaikan harga pertalite. Dia mengaku, monitoring tersebut bagian dari upaya BI Cirebon mengedukasi masyarakat.

Terutama terkait fluktuasi harga barang dan jasa di pasar akibat beberapa monentum yang terjadi di Indonesia. Namun demikian, hingga saat ini terpantau belum ada tanda-tanda adanya kenaikan harga barang dagang maupun jasa.

"Kami hanya mengimbau saja karena kalau sengaja naik imbasnya ke pedagang juga daya beli malah menurun," ujar dia.

Dalam monitoring tersebut, BI Cirebon mengaku tidak dapat mengintervensi harga maupun menindaklanjuti melalui satgas pangan yang ada di daerah.

"Tidak ada kok kenaikan kan dikembalikan ke pedagang masing-masing hanya kami imbau saja tujuannya juga menjaga inflasi agar tetap stabil bahkan cenderung menurun nantinya," kata dia.

Seperti diketahui, PT Pertamina (Persero) menaikkan harga bahan bakar minyak atau harga BBM jenis Pertalite sebesar Rp 200 per liter. Kenaikan harga tersebut berlaku di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) seluruh Indonesia.

Saksikan vidio pilihan berikut ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.