Sukses

Tips Meraih dan Berkarier pada Pekerjaan Impian

Tips untuk menggapai pekerjaan impian

Liputan6.com, Jakarta - Setiap orang pasti memiliki pekerjaan yang diimpikan. Untuk merealisasikan mimpi tersebut perlu melakukan beberapa hal. Selain mengandalkan program digital penyedia layanan profesional, pengembangan diri sendiri juga perlu dilakukan.

Managing Director APAC LinkedIn, Oliver Legrand mengatakan, untuk tahap pertama yang perlu dilakukan adalah mengetahui jenis pekerjaan yang diminati. Dengan begitu ada acuan untuk mencari pekerjaan yang diinginkan.

"Kita harus cari kemampuan utama, fokus karir kita ada di mana‎," kata Legrand dalam acara peluncuran LinkedIn Dream Jobs, di EV Hive D.Lab, Jakarta, Selasa (20/3/2018).

‎Legrand melanjutkan, setelah mengetahui jenis pekerjaan yang diinginkan, langkah kedua adalah tetap fokus dan memperdalam bidang yang diminati, sehingga nantinya mampu menguasai pekerjaan yang menjadi incaran.

"Jadi untuk para pekerjaan pertama tahap belajar, fokus bidang apa yang didalami, cari satu ‎yang spesifik, perdalam bidang itu cari spesifik yang bisa dijual," tuturnya.

‎Managing Director GrabPay Indonesia, Ongky Kurniawan mengungkapkan, untuk mempermudah menggapai pekerjaan impian, yang perlu disiapkan adalah meningkatkan kemmapuan dalam berbahasa asing, khususnya bahasa Inggris.

Dengan begitu, seseorang akan mampu bekerja di perusahan multinasional dan nasional. Kemampuan berbahasa asing juga dapat meningkatkan hubungan dengan pihak luar.

"Di Indonesia belum banyak yang mengusai bahasa Inggris dengan baik. Bahasa akan menolong Anda berhubungan dengan perusahan multinational dan bahasa membuat Anda belajar," papar Ongky.

Selain menguasai bahasa asing, menurut Ongky, yang dibutuhkan untuk menggapai pekerjaan impian adalah sikap yang baik, serta ada kemauan untuk berusaha merealisasikan impian.

"Sikap yang baik. Sekarang banyak yang ingin serba instan (untuk menggapai pekerjaan), yang dibutuhkan pengalaman insting dibutuhkan saat mengalami jatuh bangun‎," tandasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Capai 9 Juta Pengguna, LinkedIn Didominasi Kaum Milenial

Jumlah pengguna LinkedIn kini resmi mencapai sembilan juta. Sebelumnya, kisaran pengguna media sosial profesional tersebut hanya mencapai delapan juta pada kuartal kedua 2017.

Menariknya lagi, generasi milenial (pelajar dan profesional muda) menjadi pengguna dominan dengan pertumbuhan tercepat untuk LinkedIn, terutama di Indonesia.

Olivier Legrand, Managing Director and Vice President LinkedIn Asia Pacific, menilai pertumbuhan tersebut merupakan sebuah pencapaian yang besar. Apalagi, pengguna LinkedIn di Indonesia ia anggap sebagai salah satu basis pengguna paling aktif di dunia.

"Jakarta itu adalah salah satu dari beberapa kota yang paling terkoneksi di LinkedIn. Penggunanya aktif-aktif. Selain Jakarta, kota-kota lain dengan koneksi LinkedInt erkuat seperti London, Amsterdam, dan San Francisco," ujar Olivier--begitu akrab disapa saat mengisi sesi diskusi LinkedIn  dengan tema “Memberdayakan Generasi Muda Indonesia dalam Meraih Peluang Ekonomi Lokal Dan Global” di Fairmont Hotel, Jakarta, Rabu (1/11/2017).

"Setiap detik, ada dua pengguna baru terdaftar tiap harinya. Ini jelas membuat LinkedIn terus berkembang dan didominasi pengguna muda," ujarnya.

Fakta menarik lain yang diumbar Olivier adalah pengguna LinkedIn milenial ternyata juga lebih terkoneksi dibandingkan dengan pengguna lainnya (mayoritas kalangan dewasa) secara rata-rata. Ia juga mengamini pengguna LinkedIn dari generasi milenial menjadi salah satu pasar dengan pertumbuhan tercepat.

Menurut survei LinkedIn Childhool Dream Jobs, alasan mengapa banyak pengguna muda mengakses LinkedIn tak lain karena didorong oleh motivasi dan passion untuk berjejaring di dunia profesional.

Tak sedikit pula dari mereka menggunakan LinkedIn untuk mengambil kesempatan mencari pekerjaan baru dari jaringan yang dimiliki.

LinkedIn sendiri kini telah mengantongi lebih dari 530 juta pengguna global (lebih dari 200 negara). Lebih dari 130 juta di antaranya berada di kawasan Asia Pasifik.

Meski fungsinya adalah media sosial profesional, ada juga yang menggunakan LinkedIn untuk mencari lowongan kerja. Tercatat, ada sekitar 10 juta lowongan pekerjaan dari sembilan juta perusahaan yang terdaftar di LinkedIn.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.