Sukses

Aturan Ganjil Genap Tol Dinilai Tak Efektif Urai Macet, Ini Kata BPTJ

Aturan ganjil genap di jalan tol berlaku pada 12 Maret 2018.

Liputan6.com, Jakarta Kebijakan ganjil genap di pintu tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur dikhawatirkan akan menimbulkan kemacetan di jalan arteri karena adanya perpindahan kendaraan. Dengan demikian, aturan ini tidak efektif untuk mengurai kemacetan di dalam jalan tol.

Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Bambang Prihartono mengatakan bahwa aturan ganjil genap akan selalu dievaluasi setiap minggu untuk mengetahui sejauh mana keefektifannya.

"Kebijakan akan dievaluasi setiap minggu sampai kebijakan tersebut cukup efektif," kata Bambang, Senin (6/3/2018).

Bambang melanjutkan, aturan ganjil genap di pintu tol tidak bisa dilihat sebagai bagian terpisah. Sebab dalam waktu bersamaan ada 2 kebijakan lain yang diterapkan yakni pengaturan jam operasional angkutan barang golongan III, IV dan V serta Lajur Khusus Kendaraan Umum (LKAU).

"Ada 3 paket kebijakan dan saling terkait agar menjadi lebih efektif, jadi ketiga kebijakan tersebut tidak terpisahkan," ujarnya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

 

Tonton Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tak Efektif Urai Macet

Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya Kombes Halim Pagarra sebelumnya menilai, penerapan ganjil genap di ruas Tol Cikampek- Jakarta dari gerbang tol Bekasi Barat dan Timur yang rencananya diterapkan 12 Maret 2018 tidak akan efektif mengurangi kemacetan.

Menurutnya, jika program ini diterapkan, hanya akan memindahkan kemacetan ke jalan arteri. Alangkah baik jika Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menerapkan sistem elektronik untuk mengatasi jumlah kendaraan.

"Akan berdampak pada jalan-jalan arteri, tapi pelaksanaan ganjil genap tidak efektif kalau diberlakukan di jalan tol. Kami sudah sampaikan pokoknya lebih efektif pakai elektronik," kata dia usai menghadiri launching Sistem Penerbitan Izin Online dan Multimoda (SPIONAM), e-Ticketing, dan e-Tilang, di kawasan CFD Jakarta, Minggu (4/3/2018).

Lanjut Halim, lebih baik menggunakan Electronic Traffic Law Enforcement (E-TLE) pada tol Jakarta-Cimkapek daripada menerapkan ganjil genap. Namun, dia tetap akan melihat dulu evaluasi dari penerapan ganjil genap apakah efektif atau tidak.

"Tentunya dengan adanya elektronik enforcement, bisa lebih efektif. Kami juga bisa tahu kecepatan pengemudinya. Hanya mungkin sedang berproses. Akan ada evaluasi juga dengan kami berlakukan genap ganjil akan terlihat data-datanya," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.