Sukses

Harga Beras hingga Ayam Goreng Sumbang Inflasi Februari

BPS mencatatkan realisasi inflasi Februari 2018 sebesar 0,17 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan realisasi inflasi Februari 2018 sebesar 0,17 persen. Seluruh kelompok pengeluaran mengalami inflasi, paling dominan memberikan andil inflasi, mulai dari kenaikan harga beras, bawang putih, rokok, ayam goreng, hingga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax.

Kepala BPS Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk mengungkapkan, inflasi atau Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan kedua ini mencapai 0,17 persen. Lebih rendah dari inflasi periode yang sama 2017 sebesar 0,23 persen, tapi lebih tinggi dibanding realisasi deflasi 0,09 persen di Februari 2016.

‎"Inflasi 0,17 persen disumbang kenaikan harga di seluruh indeks kelompok pengeluaran," kata Kecuk saat Rilis Inflasi Februari 2018 di kantornya, Jakarta, Kamis (1/3/2018).

Dilihat dari kelompok pengeluaran, paling besar dikontribusi inflasi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau dengan inflasi 0,43 persen dan andil 0,07 persen.

"Dengan mempertimbangkan cuaca yang kurang bersahabat, realisasi inflasi di kelompok ini bagus," ujar dia.

Komoditas pangan yang memberikan andil inflasi paling dominan pada kelompok tersebut, diungkapkan Kecuk, karena andil inflasi dari rokok kretek dan rokok kretek filter yang masing-masing 0,01 persen. Selain itu, beberapa makanan jadi, seperti ayam goreng memberi andil 0,01 persen.

Sementara pada kelompok bahan makanan tercatat menyumbang inflasi 0,13 persen di Februari 2018 dengan andil 0,01 persen. ‎Penyebabnya dari beras dan bawang putih yang masing-masing memberi andil inflasi 0,04 persen.

"Memang sudah ada penurunan harga di beberapa daerah, tapi harga beras rata-rata naik tipis 1,14 persen sehingga andilnya 0,04 persen. Ikan segar dan bawang merah memberi andil inflasi 0,02 persen, beberapa sayuran dan buah dengan andil 0,01 persen," jelasnya.

Dari kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar, lanjut Kecuk, inflasinya mencapai 0,22 persen dengan andil 0,05 persen. Pengerek inflasi di kelompok tersebut, antara lain tarif sewa rumah, upah tukang bukan mandor, dan upah pembantu rumah tangga masing-masing 0,01 persen.

"Didorong juga dari kenaikan tarif listrik khusus di Batam karena listrik di sana dikelola PT Bright PLN Batam. Bukan di daerah lain karena memang tidak ada kenaikan dari pemerintah," dia menjelaskan.

‎Kelompok sandang memberikan inflasi 0,35 persen dengan andil 0,02 persen. Didominasi kenaikan harga emas perhiasan di Indonesia dengan menyumbang andil inflasi ‎karena mengikuti perkembangan harga emas di dunia.

Inflasi dari kelompok kesehatan 0,26 persen dengan andil 0,01 persen. Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga dengan inflasi 0,07 persen. Sementara pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan didominasi inflasi dari kenaikan harga BBM Pertamax dan Pertamax Turbo.

"Harga minyak dunia kan naik, jadi Pertamax dan Pertamax Turbo mengikuti. Tapi ada deflasi kok dari penurunan tarif angkutan udara," papar Kecuk.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

BPS: Inflasi Februari 0,17 Persen

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Februari 2018 sebesar 0,17 persen. Adapun untuk inflasi tahun kalender tercatat mencapai 0,79 persen, sedangkan inflasi dari tahun ke tahun sebesar 3,18 persen.

"Harga beberapa komoditas mengalami kenaikan di Februari. Pantauan 82 kota IHK, 55 kota inflasi, 27 kota deflasi," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta, Kamis, 1 Maret 2018.

Menurut dia, angka inflasi ini lumayan baik saat memasuki musim hujan. Adapun pada Februari 2016 tercatat deflasi 0,09 persen. Sementara pada Februari 2017, terjadi inflasi sebesar 0,23 persen.

Dia menuturkan, inflasi tertinggi terjadi di Jayapura 1,05 persen. Sementara terendah di Palangkaraya 0,04 persen. Adapun deflasi tertinggi di Medan 0,96 persen dan deflasi terendah di Lubuk linggau sebesar 0,02 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.