Sukses

Harga Bawang Putih Kini Rp 50 Ribu per Kg di Pasar Pondok Gede

Kenaikan harga ini dikeluhkan pedagang sayur, Sitorus (45), yang harus menambah modal untuk memasok komoditas tersebut.

Liputan6.com, Jakarta Harga komoditas pertanian di pasar mulai naik. Tak hanya cabai, harga bawang merah dan bawang putih juga naik.

Dari pantauan di Pasar Tradisional Pondok Gede, Bekasi pada Senin (26/2/2018), harga bawang merah naik dari Rp 24 ribu per kilogram (kg) menjadi Rp 28 ribu per kg. Sementara harga bawang putih kating naik dari Rp 48 ribu per kg menjadi Rp 50 ribu per kg.

Kenaikan harga ini dikeluhkan pedagang sayur, Sitorus (45), yang harus menambah modal untuk memasok komoditas tersebut.

"Bawang merah naik Rp 28 ribu per kilo, yang awalnya Rp 24 ribu. Kalau bawang putih kating Rp 50 ribu per kilo dari awalnya Rp 48 ribu per kilo," ujar Sitorus.

Kenaikan ini, kata Sitorus sudah terjadi sejak tiga minggu lalu. Penyebabnya curah hujan yang tinggi.

Sementara itu, tukang sayur lain, Malinda (45) menyatakan hal yang sama terkait kenaikan harga bawang merah.

"Bawang merah kemarin 24 ribu per kilo, sekarang Rp 28 ribu. Kalau bawang putih Rp 48 ribu per kilo dari harga awal 24 ribu per kilo," ucap Malinda.

Harga cabai masih terpantau tinggi selama tiga pekan ini.  Malinda menyebut kenaikan harga terjadi pada cabai jenis rawit merah dan cabai keriting besar.

"Harga cabai pada naik. Rawit merah sekarang Rp 50 ribu per kilogram (kg), awalnya Rp 24 ribu. Kalau cabai merah keriting besar sekarang Rp 40 ribu per kilogram, dari awalnya Rp 35 ribu," tutur dia.

Malinda menuturkan, kenaikan harga cabai ini disebabkan curah hujan yang tinggi terjadi akhir-akhir ini.

"Cabai rawit merah minggu lalu Rp 35 ribu per kilogram, sekarang Rp 38 ribu per kilogram. Cabai besar biasa Rp 45 ribu per kilogram. Kemarin Rp 40 ribu," ujar dia.

Sitorus menyatakan, kenaikan harga cabai karena stok cabai yang pengirimannya terbilang lambat.

"Karena macet, stok jadi lelet sampainya. Kalau di kampung cepet sampainya. Kalau kita suka lama sampainya," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lahan Masih Jadi Kendala RI buat Capai Swasembada Bawang Putih

Beberapa hal dinilai masih menjadi kendala Indonesia untuk bisa mencapai swasembada bawang putih. Indonesia dianggap sulit lepas dari kebijakan impor. Kendala tersebut salah satunya terkait lahan penanaman yang tidak bertambah signifikan dan menjadi salah satu penyebab produksi tak bisa menutupi kebutuhan di masyarakat.

Ketua Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (Pataka) Yeka Hendra Fatika menilai mustahil berharap Indonesia bisa mencapai swasembada bawang putih dalam dua tahun ke depan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), luas lahan pertanian bawang putih pada 2016 mencapai 2.407 hektare. Angka ini menurun 6,09 persen dibandingkan dengan lahan bawang putih yang tercatat seluas 2.563 hektare pada 2015.

Sementara aturan wajib tanam importir dinilai belum bisa membuat jumlah lahan tanaman bawang putih naik signifikan. “Kita perlu penambahan sekitar 50 ribu hektare. Nah, sekarang pertanyaannya, lahan yang dipakai itu lahan apa? Lahan yang mana?” kata dia, Rabu, 14 Februari 2018.

Yeka menuturkan, bawang putih bukan jenis tanaman yang bisa cukup masif ditanam di negara tropis seperti Indonesia. Beberapa daerah memang cocok untuk menjadi sentra bawang putih, seperti di Lombok Timur-NTB, Temanggung-Jawa Tengah, Magelang-Jawa Tengah, dan di Sumatera Barat.

Sayangnya, di daerah tersebut lahan bawah putih dinilai sudah mendekati batas maksimal penggunaan, sehingga cukup sulit untuk memperluas lahan di kawasan tersebut.

Adapun kebutuhan bawang putih kurun 2013 sampai 2017 terus bertumbuh. Rata-rata mencapai 8,78 persen per tahun. Sementara dengan luasan lahan saat ini, produksi bawang putih lokal hanya berada di angka 21,15 ribu ton pada 2016.

Angka ini dinilai jauh di bawah kebutuhan konsumsi nasional berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan) yang rata-rata mencapai 1,63 kilogram per kapita tiap tahun.

Dengan jumlah penduduk 250 juta jiwa, Indonesia membutuhkan minimal 407,5 ribu ton bawang putih guna memenuhi kebutuhan nasional.

Karena hal itu, kata dia, kebutuhan bawang putih nasional masih harus dipenuhi melalui pasokan impor.

Sekadar infomasi, berdasarkan data Kementan, total luasan lahan hortikultura untuk sayur mayur tercatat seluas 608,34 ribu hektare (ha) pada 2016. Lahan tersebut didominasi lahan bawang merah 149,64 ribu ha, disusul cabai rawit seluas 136,82 ribu ha.

Sementara luasan lahan bawang putih yang mencapai 2.407 hektare hanya sebesar 0,4 persen dari keseluruhan lahan hortikultura.

 

 

 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.