Sukses

Produksi di Libya Turun Bikin Harga Minyak Dunia Naik

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lainnya termasuk Rusia sepakat untuk mengurangi produksi sekitar 1,8 juta bph pada Januari 2017.

Liputan6.com, New York - Harga minyak mentah dunia naik lebih dari 1 persen dipicu penurunan produksi Libya dan komentar optimis dari Arab Saudi bahwa upaya pimpinan OPEC untuk mengikis persediaan sedang bekerja.

Melansir laman Reuters, Sabtu (24/2/2018), harga minyak mentah berjangka Brent  naik 78 sen atau 1,2 persen menjadi US$ 67,17 per barel. Patokan minyak global ini berada di jalur keuntungan kedua kalinya berturut-turut, dengan kenaikan sebesar 3,6 persen.

Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik 81 sen atau 1,3 persen menjadi US$ 63,58 per barel. WTI mencatat kenaikan mingguan 3,1 persen.

Minyak mentah rebound dari kerugian awal dipicu penutupan ladang minyak El Feel di Libya, yang menghasilkan 70 ribu barel minyak mentah  per hari. Sementara produksi minyak negara anggota OPEC mencapai sekitar 1 juta barel per hari.

"Libya sedang dilanda pemogokan lain," kata John Kilduff, Rekan Manajer Investasi Again Capital di New York.

Kenaikan harga minyak juga didorong komentar dari Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih, yang mengatakan bahwa pasar minyak menyeimbangkan kembali posisinya dan dia memperkirakan persediaan akan terus menurun tahun ini.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lainnya termasuk Rusia sepakat untuk mengurangi produksi sekitar 1,8 juta bph pada Januari 2017. Langkah ini mengakhiri kekosongan pasokan yang telah memicu keruntuhan harga minyak.

Di sisi lain, data dari lembaga Administrasi Informasi Energi Amerika menunjukkan bahwa persediaan minyak mentahnya secara tak terduga turun 1,6 juta barel pada pekan lalu. Stok minyak mentah di pusat pengiriman Cushing, Oklahoma, turun 2,7 juta barel pekan lalu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Stok Turun, Harga Minyak Mentah AS Cetak Rekor Tertinggi

Harga minyak terkerek naik didorong data penurunan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) secara mengejutkan. Selain itu, pelemahan mata uang dolar AS juga turut mempengaruhi harga minyak.

Melansir laman Reuters, Jumat (23/2/2018), harga minyak mentah AS naik ke level tertinggi dalam dua pekan.

Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April naik US$ 1,05 atau 1,7 persen menjadi US$ 62,73 per barel.

Sementara harga minyak mentah Brent untuk pengiriman di bulan yang sama naik 78 sen atau 1,2 persen menjadi US$ 66,20 per barel.

Penguatan harga minyak menyusul data Energy Information Administration (EIA) yang melaporkan penurunan persediaan minyak mentah AS secara tidak terduga sebesar 1,6 juta barel sampai dengan 16 Februari ini.

Hal ini terjadi karena impor minyak mentah merosot ke rekor terendah, sementara ekspor melonjak.

"Stok minyak mentah di pusat pengiriman Cushing, Oklahoma turun 2,7 juta barel," kata EIA.

Lebih jauh disebutkan EIA, impor minyak mentah turun sebesar 1,6 juta barel per hari menjadi 4,98 juta barel per hari. Jumlah ini merupakan yang terendah sejak EIA mencatat stok minyak mentah AS di 2001.

Sedangkan ekspor minyak mentah AS melonjak lebih dari 2 juta barel per hari atau mendekati rekor 2,1 juta pada Oktober.

The Louisiana Offshore Oil Port (LOOP), terminal minyak mentah swasta terbesar di AS telah menyelesaikan operasi muatan minyak mentah ke kapal tanker besar (VLCC). Supertanker ini mengekspor minyak 2 juta barel.

Sentimen lainnya pendorong harga minyak karena pelemahan dolar AS. Mata uang Yen Jepang memimpin penguatan atas dolar AS terhadap mata uang utama lain.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.