Sukses

Tiba 11 Februari, Beras Impor Tak Akan Dijual ke Pasar

Pemerintah memutuskan mengimpor 500 ribu ton beras pada tahun ini untuk memenuhi cadangan pergi.

Liputan6.com, Jakarta - Perum Bulog menyatakan, beras impor yang masuk ke Indonesia  tidak akan dijual ke pasar. Beras impor ini akan menjadi cadangan beras nasional.

Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Siti Kuwati menyatakan kapal pengangkut beras impor akan tiba di Indonesia pada Minggu, 11 Februari 2018.

"Beras impor langsung masuk gudang, tidak dijual," ujar dia melalui pesan singkat kepada Liputan6.com di Jakarta, Jumat (9/2/2018).

Rencananya, kapal beras impor ini bersandar di dua pelabuhan, yakni Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Jumlah beras impor yang datang di Pelabuhan Tanjung Priok sebanyak 41 ribu ton.

Saat kapal pengangkut beras impor tiba di kedua pelabuhan tersebut, kata Siti, akan segera dilakukan pemeriksaan dokumen dan survei.

Pemerintah memutuskan mengimpor 500 ribu ton beras pada tahun ini. Sebelumnya, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Jenderal (Purn) Moeldoko menyatakan beras impor yang masuk merupakan bagian dari rencana pemerintah mengimpor 500 ribu ton beras dalam rangka meredam kenaikan harga beras di pasar.

"Salah satunya di Pelabuhan Panjang sebanyak 5.500 ton dari Thailand," kata Moeldoko di Jakarta, Selasa (6/2/2018).

Pemerintah, sambungnya, memutuskan impor beras sebanyak 500 ribu ton untuk memperkuat cadangan beras nasional demi stabilisasi harga beras di masyarakat.

Jumlah beras impor ini, lanjut Moeldoko, setara dengan seperlima kebutuhan konsumsi beras masyarakat Indonesia selama satu bulan. Artinya jika dihitung dalam hari, setara dengan kebutuhan enam hari saja.

"Dalam perkembangannya, ketika lelang, penyedia yang berani memastikan beras bisa sampai di Indonesia pada Februari hanya 346 ribu ton," jelas Moeldoko.

"Per hari ini, penyedia yang sudah mendapat kapal dan sudah mengonfirmasi kapalnya akan dapat merapat di pelabuhan-pelabuhan di Indonesia dalam Februari ini hanya 260.550 ton," dia menambahkan.

Lebih jauh Moeldoko menerangkan, karena harus bergerak cepat, impor dilakukan secara business to business (B to B). Pemerintah dalam hal ini menugaskan Perum Bulog.

"Proses lelang beras impor ini dihadiri oleh KPK. Prosedur dan mekanisme pemanfaatan beras impor ini mengikuti peraturan yang berlaku," dia memaparkan.

Tonton Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

BI: Impor Beras Bisa Jaga Inflasi Januari 2018

Bank Indonesia (BI) memperingatkan pengaruh kenaikan harga beras di pasar mampu menjadi penggerak inflasi pada Januari 2018. Untuk itu, pemerintah diminta untuk segera mengambil langkah supaya inflasi bisa dikendalikan.

Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo menjabarkan, setidaknya ada dua penggerak utama untuk laju inflasi pada bulan pertama di 2018 ini, selain beras juga komoditas holtikultura.

"Dua hal itu perlu diwaspadai. Hingga minggu ke dua bulan ini year on year-nya 3,20 persen inflasi," kata Dody di Bank Indonesia, Kamis (18/1/2018).

Untuk itu, faktor ketersediaan stok dan kelancaran distribusi menjadi tantangan yang harus segera diselesaikan dalam waktu dekat. Karena beras menjadi konsumsi sehari-hari masyarakat, sehingga kenaikan harga beras sangat berdampak kepada laju inflasi.

Di sisi lain, Dody mengapresiasi upaya pemerintah dalam membuka keran impor beras. Hal ini diharapkan mampu menjadi instrumen dalam menjaga laju inflasi pada Januari 2018.

"Kalau dilihat dari sisi produksi, kemungkinan musim panen masih akan sama dibanding tahun lalu. Jadi kebijakan impor akan membantu menambah pasokan demi menjaga inflasi," tambahnya.

Bank Indonesia sendiri menargetkam laju inflasi sepanjang 2018 akan terjaga di angka 2,5-4,5 persen.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.