Sukses

Pasar Saham AS Ambles, Donald Trump Ungkapkan Kekecewaan

Trump kecewa dengan adanya penurunan indeks saham Amerika Serikat di tengah perekonomian AS yang dinilainya sudah membaik.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akhirnya memberikan pernyataan terkait anjloknya bursa saham Amerika Serikat pada Senin (5/2/2018) lalu. Orang pertama di AS ini menuliskan ungkapan hatinya di platform twitter.

Dikutip dari The Guardian, Sabtu (9/2/2018), Donald Trump merindukan perekonomian Amerika pada masa dahulu. Trump marah besar dan merespons anjloknya bursa saham tersebut secara gamblang. Indeks Dow Jones terjun bebas lebih dari 1000 poin dan diikuti dengan penurunan S&P 500 sebanyak 4 persen.

"Pada zaman dahulu, saat ada kabar baik dilaporkan, bursa saham turut naik. Namun sekarang saat ada kabar baik, pasar saham justru turun. Ini kesalahan besar, padahal banyak hal baik yang terjadi belakangan ini," cuit Trump dalam akun twitternya.

Skema pajak baru yang diberlakukan oleh Amerika dipandang menjadi sebab buruknya pasar saham Amerika. Beberapa analis berpendapat bahwa kenaikan upah yang terjadi hanya bagus untuk para pekerja atau karyawan di Amerika saja, namun untuk dunia saham, fakta justru bertolak belakang.

Kenaikan upah ditakutkan bisa memicu suku bunga yang meningkat yang pada akhirnya akan menurunkan likuiditas sistem yang ada. Akhirnya ini akan berdampak buruk pada perkembangan perusahaan di Negeri Paman Sam.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kebijakan The Fed

Kevin Hasset selaku ketua dari Dewan Penasihat Ekonomi Presiden menyatakan bahwa data perekonomian yang baik akan menjadi kekhawatiran bagi pasar saham. Ini terkait kebijakan yang akan diambil oleh Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) dan mampu berimplikasi pada suka bunga yang tinggi.

Sementara itu Juru Bicara Gedung Putih Sarah Huckabe menyatakan, Presiden AS saat ini tengah memperkuat pertumbuhan ekonomi dengan menekan akan pengangguran dan meningkatkan upah pekerja.

"Presiden fokus pada fundamental ekonomi Amerika dalam jangka panjang, dengan memperkuat pertumbuhan ekonomi, menekan angka pengangguran, dan peningkatan upah kerja," jelasnya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin. "Kami sangat fokus pada ekonomi jangka panjang dan kita percaya kebijakan yang kita sudah ambil, termasuk reformasi pajak akan sangat berdampak baik di masa depan," tutur Steve.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini